Saham Teknologi Dalam Tekanan, Tencent Music Tak Ragu IPO di Bursa Hong Kong
Tencent juga menyebut bahwa ke depan, baik saham perusahaan yang listing di AS maupun di Hong Kong akan memiliki nilai yang sepenuhnya sama di mata perusahaan.
IDXChannel - Kelompok saham sektor teknologi menjadi bulan-bulanan di bursa saham Hong Kong, seiring dengan kondisi global yang masih tidak menentu. Hal ini membuat harga saham di sektor tersebut secara kumulatif turun 30 persen di sepanjang tahun.
Guna mengerem tren negatif yang terjadi, para pelaku industri di sektor tersebut dilaporkan telah merogoh kocek lebih hingga mencapai USD8,1 miliar untuk investasi tambahan, demi menunjukkan bahwa kinerja bisnisnya ke depan masih sangat prospektif.
Meski demikian, kondisi pasar yang kurang kondusif rupanya tidak membuat Tencent Music Entertainment mengurungkan niatnya untuk melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) dengan mencatatkan sahamnya (listing) di bursa saham Hong Kong, pada Rabu (21/09/2022) mendatang.
Sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (15/9/2022), langkah ini merupakan listing kedua yang dilakukan perusahaan, guna mengantisipasi ancaman delisting seiring semakin memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan China, yang sedikit-banyak diyakini bakal turut berimbas pada perlakuan regulator Negeri Paman Sam terhadap emiten asal Negeri Tirai Bambu.
Meski demikian, pihak Tencent menyatakan masih akan mempertahankan eksistensinya di pasar saham New York, dan menjadi prioritas utama perusahaan. Namun, Tencent juga menyebut bahwa ke depan, baik saham perusahaan yang listing di AS maupun di Hong Kong akan memiliki nilai yang sepenuhnya sama di mata perusahaan.
Pihak Tencent pada dasarnya cukup yakin bahwa aksi listingnya di kedua negara bakal berjalan mulus lantaran dalam beberapa waktu terakhir baik AS maupun China sempat saling bersepakat untuk mengakhiri pertikaian yang telah terjadi selama beberapa dekade.
Namun, langkah regulator AS yang melakukan pemeriksaan ulang terhadap perusahaan China yang listing di AS dinilai merupakan tindakan provokatif yang bakal kembali memanaskan hubungan kedua negara. Memburuknya hubungan semakin nyata saat Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, memilih berkunjung ke Taiwan, negara yang selama ini belum diakui kemerdekaannya oleh China.
Akibatnya, beberapa perusahaan China yang telah terdaftar di AS memilih segera menaikkan modal dan merilis debutnya di bursa di Hong Kong. Hanya Nio Inc saja yang dilaporkan melakukan go public tanpa adanya tambahan modal baru.
Tencent, dalam upaya promosinya ke pelaku pasar, pada Agustus 2022 lalu telah merilis pernyataan terkait peningkatan pendapatan sebesar 18 persen pada triwulan II-2022. Melalui rilis tersebut, Tencent ingin menunjukkan bahwa kondisi perusahaan tetap baik-baik saja di tengah tekanan pandemi dan gejolak global yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina. (TSA)
Penulis: Cindy Angelia