MARKET NEWS

Saham TOBA Melejit usai Kaji Ulang Peluang di Proyek WTE Danantara

TIM RISET IDX CHANNEL 21/11/2025 11:06 WIB

Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mendadak melonjak pada lanjutan sesi I perdagangan Jumat (21/11/2025).

Saham TOBA Melejit usai Kaji Ulang Peluang di Proyek WTE Danantara. (Foto: TBS Energi)

IDXChannel – Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mendadak melonjak pada lanjutan sesi I perdagangan Jumat (21/11/2025) setelah muncul kabar bahwa manajemen tengah meninjau ulang peluang untuk kembali berpartisipasi dalam proyek Waste-to-Energy (WtE) Danantara.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga pukul 10.57 WIB, saham TOBA melejit 7,93 persen ke level Rp885 per unit, dengna nilai transaksi mencapai Rp132,46 miliar.

Dikutip dari pemberitaan sejumlah media daring, Direktur TOBA, Juli Oktarina, menyampaikan, pada Kamis (20/11/2025), perusahaan kembali menimbang peluang untuk ikut serta dalam lelang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang digelar Danantara.

Menurutnya, manajemen masih perlu memastikan kesiapan kapasitas internal sebelum mengambil keputusan final.

Berdasarkan catatan Stockbit Sekuritas, pernyataan ini berbeda dari komentar Juli pada akhir Oktober 2025, ketika ia menegaskan bahwa TOBA belum berencana mengikuti lelang tersebut karena ingin memusatkan perhatian pada proyek yang sudah berjalan dan inisiatif yang berada di wilayah regional.

Pergerakan Teknikal

Secara teknikal, saham TOBA mulai menunjukkan tanda pemulihan setelah anjlok selama lebih dari sebulan terakhir. Berdasarkan grafik harian, harga mulai bergerak naik dari area terendahnya, memberikan harapan baru bagi investor setelah tekanan jual berturut-turut sejak awal Oktober.

Selama September-Oktober, TOBA mengalami tren turun kuat, dikonfirmasi oleh sinyal teknikal seperti Change of Character (ChoCH). Sejumlah zona pada grafik teknikal memperlihatkan area distribusi pelaku pasar, yang mendorong harga turun dari kisaran 1.500 hingga di bawah 900 dalam waktu singkat.

Memasuki November, tekanan jual mulai mereda. Harga menyentuh area demand di kisaran 820-830 dan langsung memantul, menandakan minat beli mulai meningkat.

Kenaikan volume di area bawah semakin menguatkan dugaan bahwa investor mulai mengakumulasi saham ini, membuka peluang terbentuknya pemulihan jangka pendek.

Meski demikian, tren besar TOBA masih berada dalam fase koreksi. Zona supply di atas masih berpotensi menjadi hambatan ketika harga bergerak naik.

Namun stabilnya pergerakan harga dalam beberapa hari terakhir memberi sinyal bahwa sentimen jangka pendek mulai membaik.

Ke depan, peluang pemulihan akan terbuka lebih lebar jika TOBA mampu bertahan di atas area pantulan saat ini. Jika tidak, tekanan jual dari zona supply di kisaran 1.000-1.200 dapat kembali menyeret harga menuju level lebih rendah.

Climate Transition Plan

Transformasi bisnis yang dijalankan TOBA dinilai berpotensi membuka peluang bagi perusahaan untuk memperoleh valuasi premium dalam jangka panjang.

Peralihan fokus TOBA dari batu bara ke energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan kendaraan listrik dipandang sebagai langkah strategis yang berpotensi memperkuat fundamental perusahaan.

Arah baru tersebut diperkuat dengan peluncuran Climate Transition Plan yang diumumkan dalam acara pengenalan identitas TBS Re/define pada 12 November 2025.

Hal ini menjadi peta jalan yang menekankan keselarasan kegiatan usaha dengan komitmen carbon neutrality pada 2030, menjadikan TOBA salah satu emiten domestik yang telah memiliki rencana transisi iklim menyeluruh dengan target serta indikator keberhasilan yang terukur.

Perubahan arah tersebut juga diikuti langkah konkret di lapangan. TBS telah merampungkan divestasi dua PLTU dengan kapasitas total 200 MW dan menargetkan penghentian tiga konsesi tambang batu bara paling lambat pada 2027.

Di sisi lain, perusahaan memperluas usaha pengelolaan limbah melalui akuisisi Asia Medical Enviro Services (AMES) dan ARAH Environmental Indonesia (ARAH), yang memperkuat ekosistem layanan limbah medis, industri, dan domestik di Indonesia.

Integrasi ini berlanjut dengan akuisisi penuh Sembcorp Environment Pte. Ltd. (SembEnviro) di Singapura, kini bernama CORA Environment, yang membuka akses pasar regional serta meningkatkan kapasitas teknologi dan operasional TBS di Asia Tenggara.

Untuk energi terbarukan, TBS telah mengoperasikan pembangkit listrik mikrohidro 2×3 MW di Lampung, sementara proyek Tembesi Floating Solar Power Plant berkapasitas 46 MWp di Batam diproyeksikan memperkuat kontribusi listrik hijau perusahaan.

Melalui entitas joint venture Electrum, TBS juga membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi yang mencakup perakitan, baterai, infrastruktur penukaran, dan pembiayaan hijau.

Juli Oktarina mengungkapkan, total investasi yang disiapkan untuk menopang transformasi ini mencapai USD600 juta hingga 2030.

“Tahun depan porsi terbesar akan datang dari bisnis waste management. Estimasi lima tahun ke depan hingga 2030, capex sebesar USD600 juta akan difokuskan untuk tiga bisnis baru,” kata Juli. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE