Saham Waskita (WSKT) Terancam Delisting, Kementerian BUMN Siapkan Solusi
Waskita (WSKT berpotensi delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski begitu, Kementerian BUMN telah menyiapkan solusi terkait hal tersebut.
IDXChannel – PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berpotensi terkena penghapusan pencatatan saham alias delisting dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski begitu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyiapkan sejumlah solusi.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, pihaknya punya ‘jurus’ alias solusi untuk memulihkan keuangan Waskita Karya. Sehingga, potensi penghapusan pencatatan saham perusahaan di pasar modal tidak terealisasi.
Solusi yang dimaksud yaitu restrukturisasi utang. Hingga saat ini, mayoritas kreditur perbankan yang mewakili lebih dari 80 persen nilai utang outstanding telah menyetujui skema restrukturisasi yang diusulkan.
Sementara para pemegang obligasi dan vendor masih menolak skema penyehatan itu. “Ada solusilah, tunggu aja, tenang aja,” ujar Arya saat ditemui di tempat kerjanya, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).
Informasi tentang pengumuman potensi delisting saham WSKT disampaikan Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 22 November 2023. Potensi delisting tersebut merupakan bagian dari peraturan BEI, di mana setiap emiten yang telah menjalani suspensi saham lebih dari 6 bulan akan mendapatkan pengumuman potensi delisting.
Sampai dengan saat ini, saham BUMN karya itu telah menjalani suspensi selama 6 bulan, terhitung sejak Mei 2023. Perkara utama saham WSKT digembok otoritas Bursa karena menunda membayar bunga dan pokok atas beberapa obligasi yang diterbitkan perusahaan sebelumnya.
Sehingga potensi dilakukannya delisting terhadap saham perusahaan baru akan terjadi paling cepat pada Mei 2025.
Kendati begitu, WSKT optimis dapat menyelesaikan restrukturisasi utang dengan mendapatkan persetujuan dari kreditur perbankan maupun pemegang obligasi. Sehingga suspensi saham dapat segera dibuka kembali di awal tahun depan atau pada kuartal I/2024.
“Dari segi aset mereka bagus ya, cuma kan asetnya ada yang belum selesai dikerjakan. jalan tolnya berapa itu, banyak banget, dia asetnya cukup. tapi kan masih belum selesai. kalau selesai kan nanti bisa dieksekusi misalnya di jual, kan itu bisa membuat mereka jadi ini lebih sehat lagi,” jelas Arya.
(FRI)