MARKET NEWS

Sebentar Lagi IPO, Ini Prospek BELI dan OMED

Kurnia Nadya 31/10/2022 11:33 WIB

Peruntukkan dana IPO BELI 70% untuk pembayaran utang dianggap berisiko memberikan impresi negatif di kalangan investor.

Sebentar Lagi IPO, Ini Prospek BELI dan OMED. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Tercatat sejak Oktober 2022 banyak emiten yang melakukan mugbuilding, diantaranya OMED, BSBK, CBUT, PDPP, PRAY, BELI, dan NKTR. Dari ketujuh emiten tersebut, target peraihan dana tertinggi berapa di emiten BELI dan OMED. 

Emiten BliBli akan melepas kurang lebih 17,77 miliar saham dengan rentang 410-460 harga persahamnya dengan target memperoleh dana Rp8,17 triliun. Sedangkan OMED melepas kurang lebih Rp4,06 miliar saham dengan rentang 204-310 per sahamnya. 

Dari analis fundamental BliBli pada 2019, omsetnya masih dianggap bagus, menyentuh angka Rp4 triliun. Terus ada peningkatan sampai 2022 sebanyak tiga kali lipat hingga menyentuh Rp12 triliun.

Menurut Kokocuanlagi dalam diskusi di kanal Instagram @idx_channel, ia mengutarakan bahwa walaupun ada peningkatan tiga kali lipat, hal ini masih dianggap merugi. Beban pokok pendapatan BliBli dinilai masih sangat besar. 

“Dilihat dari gross profit margin itu masih kecil, diangka 8% klo enggak salah. Masih kecil untuk dapat keuntungan,” ujarnya.

Walau dirasa merugi, ia berharap ada gebrakan baru dari pihak manajemen dan ada efisiensi modal, beban pokok pendapatan. Hal ini tidak akan menutup kemungkinan untuk meraih profit dari analisa laba ruginya.

Dilihat dari prospektus BliBli, 70% dipakai untuk membayar hutang ke bank. Ini dirasa akan menimbulkan respon negatif dari para investor. Sebab sebagai investor yang membantu keuangan perusahaan merasa seperti membayar hutangnya. 

“Dilihat dari IPO sebesar Rp5 triliun, Rp2,75 triliun buat dibayarkan ke bank BCA dan setengahnya lagi Rp2,75 triliun ke bank BTN. Ini hampir 70% dari dana yang didapatkan dari IPO Rp8 triliun, Rp5,5 triliun untuk bayar hutang,” lanjutnya.

Ia juga merasa bahwa belum ada langkah expansif dari manajemen Bli Bli, sehingga ia merasa kurang disitu. Walau begitu, ada grup besar di belakang BliBli, grup Jarum. Hal ini berpotensi untuk mendongkrak kinerjanya. 

Lalu ada emiten OMED, yang bergerak pada bidang kesehatan yang menunjang alat kesehatan sekali pakai. Menurut Kokocuan lagi ia merasa OMED listing di waktu yang kurang tepat. Dilihat dari laporan laba ruginya, omset mereka mengalami penurunan sekitar 50% tahun ini.

Dibandingkan 2020 hanya sepertiganya ada perolehan laba bersihnya. Dilihat dari kontribusi OMED pada saat pandemi lalu pada peralatan sekali pakai, seperti jarum, masker dan lainnya. Tentunya dengan berakhirnya pandemi, hal ini berpengaruh pada laporan keuangannya. 

Untuk saham-saham IPO, Koko menyarankan lebih baik investor melihatnya dalam jangka pendek, dua sampai tiga hari. Sebab jika dilihat dalam jangka panjang, investor harus menunggu chartnya terbentuk atau fundamentalnya lebih baik lagi. (NKK)

Penulis: Mila Pratiwi

SHARE