MARKET NEWS

Sederet Langkah BEI Cegah Saham Gorengan yang Diwanti-wanti Jokowi

Cahya Puteri Abdi Rabbi 07/02/2023 12:05 WIB

BEI melakukan berbagai upaya untuk mencegah saham gorengan yang membuat Presiden Jokowi was-was.

Sederet Langkah BEI Cegah Saham Gorengan yang Diwanti-wanti Jokowi. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal aksi goreng menggoreng saham pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan. Dia juga meminta kepada regulator untuk meningkatkan pengawasan terhadap produk jasa keuangan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, salah satu upaya BEI untuk mengantisipasi adanya saham gorengan, yakni dengan penerapan papan pemantauan khusus.

Nyoman menyebut, saham gorengan merupakan saham yang pergerakannya tidak diikuti oleh fundamental. Pergerakan saham tersebut bisa naik dan turun dengan tidak biasa atau unusual.

“Papan pemantauan khusus itu kita harapkan dapat memantau pergerakan transaksi yang tidak didukung oleh fundamental,” kata Nyoman saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (7/2/2023).

Selain itu, BEI juga melakukan sejumlah upaya lain sebagai langkah antisipasi, yakni melalui kode notasi khusus setelah kode saham suatu perusahaan. Hal itu dilakukan untuk memberi informasi kepada investor terkait kondisi suatu perusahaan.

“Kita isolasi saham-saham tersebut, dan menginformasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian investor,” ujar Nyoman.

Selanjutnya, immediate action, yaitu tindakan yang dilakukan bursa di periode perdagangan yang sedang berlangsung, guna memastikan kewajaran transaksi yang terjadi.

Sementara itu, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Sihar Manullang menjelaskan, bursa melakukan immediate action terhadap nasabah-nasabah melalui anggota bursa (AB), sebagai upaya preventif untuk mengingatkan nasabah terkait perilaku transaksinya. 

Lalu, bursa juga mengenakan auto reject atas (ARA) dan auto reject bawah (ARB) atas pemesanan atau order saham yang mencapai level harga tertentu. Di samping itu, bursa juga melakukan edukasi dan sosialisasi melalui berbagai media kepada investor, guna meningkatkan pemahaman dalam bertransaksi.

“Semuanya ini bertujuan untuk perlindungan investor,” kata Kristian kepada wartawan, Selasa (7/2/2023). 

Sebelumnya, Jokowi menyinggung masalah Adani Group yang kehilangan kapitalisasi pasar sebesar USD120 miliar atau Rp1.800 triliun akibat adanya goreng-gorengan. Hal ini dapat merugikan negara, karena akan banyak dana asing keluar. 

"Ada peristiwa besar minggu kemarin, Adani di India. Negara bagus, mikronya ada masalah, hanya satu perusahaan, yaitu Adani. USD120 miliar langsung hilang dan kalau dirupiahkan Rp1.800 triliun," tegas Jokowi.

Hal ini disampaikan Jokowi untuk mewanti-wanti OJK agar melakukan pengawasan ekstra ketat, sehingga tidak terjadi peristiwa seperti Adani Group di Indonesia.

"Hati-hati mengenai ini, pengawasan, pengawasan, pengawasan. Jangan sampai ada yang lolos seperti itu, karena goreng-gorengan, Rp1.800 triliun hilang. Itu seperempatnya PDB India hilang, dan yang terjadi capital outflow, semua keluar, Rupee jatuh, padahal kondisi makronya bagus," jelas Jokowi. 

(FAY)

SHARE