Sejarah Saham BSDE, Perusahaan Real Estate Teratas di Indonesia
Sejarah saham BSDE atau kode emiten milik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSD City) dimulai ketika didirikan pada 16 Januari 1984
IDXChannel - Sejarah saham BSDE atau kode emiten milik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSD City) dimulai ketika didirikan pada 16 Januari 1984 dan memulai bisnisnya pada tahun 1989. BSDE adalah bagian dari Sinar Mas Land.
Perusahaan telah memantapkan posisinya sebagai pengembang terkemuka di Indonesia dengan memberikan konsep yang unik dan kualitas terbaik. Jejak perusahaan kini telah merambah ke setiap pelosok tanah air dengan beberapa proyek yang sedang dikembangkan di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
BSDE juga merupakan salah satu dari 5 perusahaan real estate teratas di Indonesia dengan aset land bank yang besar. Proyek andalannya, BSD City yang berlokasi di Serpong Tange, merupakan proyek kota mandiri terbesar di Indonesia. Proyek ini menggabungkan perumahan, komersial dan bisnis.
Saat ini, BSDE berkantor pusat di Sinar Mas Land Plaza Wing 3B, BSD Green Office Park, Jalan Grand Boulevard, BSD City Tangerang. Bumi Serpong Damai Tbk memiliki anak perusahaan yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu Duta Pertiwi Tbk (DUTI).
Pada tanggal 28 Mei 2008, BSDE memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK mengenai penawaran umum perdana (IPO) saham BSDE sebanyak 1.093.562.000 dengan nilai nominal Rp 100,- per saham dengan harga permintaan Rp 550/saham. Saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 6 Juni 2008.
Laporan Keuangan BSDE
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 31,81% meski terjadi peningkatan pendapatan di kuartal II 2022. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beberapa beban perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip pada hari Jumat (29 Juli 2022), BSDE mengumumkan laba bersih Rp463,63 miliar, turun 31,81% YoY dari Rs 680 miliar.
Bahkan, laba usaha perseroan meningkat 17,86% menjadi Rp 3,83 triliun dari sebelumnya Rp 3,25 triliun. Lonjakan tersebut ditopang oleh penjualan tanah dan bangunan sebesar Rp2,48 triliun, naik 1,69% dari sebelumnya Rp2,44 triliun.
Selanjutnya segmen Penjualan Tanah dan Bangunan Strata Title naik 209,34% menjadi Rp408,37 miliar dari sebelumnya Rp132,01 miliar. Pendapatan sewa juga naik dari Rp457,79 miliar menjadi Rp365,32 miliar, sedangkan pendapatan konstruksi naik 91,11% dari Rp289,48 menjadi Rp151,46 miliar. Pendapatan segmen hotel juga meningkat menjadi Rp7,96 miliar dari sebelumnya Rp4,66 miliar. (SNP)