Sejarah Saham SGRO, Emiten dengan Laba Rp539 M di Triwulan II-2022
Sejarah Saham SGRO (PT Sampoerna Agro Tbk) memang sangat menarik untuk diulas secara mendalam.
IDXChannel - Sejarah Saham SGRO (PT Sampoerna Agro Tbk), perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang produksi untuk menghasilkan produk sawit, benih unggul sawit, karet, dan sagu, sangat menarik untuk di ulas.
SGRO didirikan pada tanggal 7 Juni 1993 sebagai PT Selapan Jaya dan mulai beroperasi pada bulan November 1998. Pemegang saham memiliki 5% atau lebih saham Sampoerna Agro Tbk (31 Maret). Mei 2022) adalah Sampoerna Agri Resources Pt. ltd. dengan tingkat kepemilikan sebesar 69,68%.
Pada akhir tahun 2021, SGRO memiliki dan mengoperasikan 8 pabrik produksi kelapa sawit (PKS), yaitu 5 pabrik di Sumatera dan 3 pabrik di Kalimantan. Semua (100%) memproses tandan buah segar (TBS) dari kernel, plasma dan perkebunan pihak ketiga.
Pada tanggal 07 Juni 2007, SGRO memperoleh pernyataan efektif berdasarkan Bapepam-LK buat melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SGRO (IPO) pada warga sebesar 461.350.000 menggunakan nilai nominal Rp200,- per saham menggunakan harga penawaran Rp2.340,- per saham. Saham-saham tadi dicatatkan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam lepas 18 Juni 2007.
Laporan Keuangan SGRO
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 39% pada kuartal II 2022. Namun, kenaikan laba bersih tersebut tidak ditopang oleh peningkatan pendapatan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih SGRO meningkat 39,38% menjadi Rp539,19 miliar. Pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp386,86 miliar. Sementara pendapatan perseroan turun 1,6% menjadi Rp2,62 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang tercatat Rp2,67 triliun.
Produk sawit tetap menjadi kontributor utama pendapatan Sampoerna Agro dengan kontribusi Rp2,53 triliun dan penjualan produk lainnya mencapai Rp98,8 miliar. Tahun lalu Rp2,58 triliun dan penjualan produk lainnya senilai Rp86,77 miliar. Meski pendapatan turun, beban pokok Penjualan perseroan juga turun 14,35% menjadi Rp1,54 triliun. Sedangkan untuk periode yang sama tahun 2021 tercatat sebesar Rp1,8 triliun.
Itulah artikel terkait sejarah saham SGRO, yang tentunya bisa menjadi tambahan informasi bagi para investor. (SNP)