Sektor Barang Konsumsi Dapat Angin Segar, Cek Potensi Saham CMRY-ACES
Sektor barang konsumsi akan mendapat angin segar dari momen Lebaran dan pemilu, sehingga dapat mendorong kinerja IHSG.
IDXChannel - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami koreksi 0,84 persen year to date (ytd) pada pekan ini. Performa ini dibarengi dengan melemahnya kinerja indeks sektor barang konsumen primer maupun non primer masing-masing sebesar 0,67% dan 3,70% ytd.
"Jika melihat kinerja sektoral tercermin dari rilis kinerja keuangan beberapa emiten yang sebagian besar tidak mencatatkan peningkatan yang signifikan untuk tahun buku 2022," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam analisisnya, dikutip Sabtu (8/4/2023).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia solid di sepanjang 2022 sebesar 5,31%, di mana sektor konsumsi rumah tangga dengan bobot sebesar 51,65% terhadap PDB menurut pengeluaran, mengalami peningkatan 4,48% YoY.
"Meskipun terlihat adanya akselerasi konsumsi domestik, namun beberapa emiten di sektor konsumen terhalang oleh gejolak ekonomi yang terjadi di sepanjang tahun 2022, seperti angka inflasi dari sisi produsen dan konsumen, kenaikan suku bunga, dan penurunan nilai tukar Rupiah menghambat kinerja keuangan baik top line dan bottom line," jelas Ratih.
Kenaikan inflasi, sambungnya, memberikan dampak negatif bagi sektor barang konsumen non primer terutama dengan pangsa pasar menengah ke bawah (middle to low income).
Sementara itu, terdepresiasinya nilai tukar Rupiah dan lonjakan komoditas pangan di 2022 membuat COGS dan total expense mengalami kenaikan, sehingga menekan kinerja bottom line emiten di sektor barang konsumen primer.
"Prospek sektor barang konsumsi di 2023, baik primer maupun non primer memiliki katalis yang sebagian besar positif. Misalnya, dalam waktu dekat saat bulan puasa dan menjelang lebaran secara historis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami peningkatan," paparnya.
"Data tersebut mencerminkan konsumsi masyarakat menguat ditambah mobilitas yang saat ini sudah dapat dikatakan kembali normal," lanjut Ratih.
Angka inflasi yang mulai terkendali, diakuinya, turut menopang daya beli masyarakat. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan berada di level 2-4% pada semester II 2023.
Sebagai informasi inflasi tahunan pada periode Maret 2023 telah terkendali menjadi 4,97% dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 5,47%. Sejalan dengan hasil tersebut kebijakan suku bunga nantinya akan ternormalisasi siring dengan menguatnya nilai tukar Rupiah yang telah berada di bawah Rp15.000 per dolar AS serta terjaganya angka inflasi domestik.
"Turunnya harga komoditas pangan global juga menjadi booster bagi kinerja keuangan emiten di sektor barang konsumen di 2023," terang Ratih.
Dia memproyeksikan, menjelang pemilu 2024, sektor barang konsumen menjadi salah satu sektor yang menarik untuk dicermati. Pasalnya, anggaran pemilu 2024 secara keseluruhan telah ditetapkan sebesar Rp76 triliun, di mana anggaran ini meningkat 196% dibandingkan anggaran pemilu di 2019 sebesar Rp25,59 triliun.
"Anggaran tersebut berpotensi memberikan multiplier effect yaitu meningkatkan jumlah uang beredar dan konsumsi masyarakat, sehingga menjadi penopang kinerja emiten barang konsumen terutama sektor primer," tuturnya.
Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk rekomendasi saham menjelang Lebaran:
1. (Buy) CMRY di area Rp4.700 dengan target harga pada resistance di level Rp4.880 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp4.550.
2. (Buy) MAPI di area Rp1.415 dengan target harga pada resistance di level Rp1.520 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.340.
Rekomendasi Saham ACES:
3. (Buy on Weakness) ACES di area Rp440-444 dengan target harga pada resistance di level Rp480 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp430.
(FAY)