MARKET NEWS

Sektor Ini Dinilai Menarik Dicermati Jelang Musim Laporan Keuangan Semester I-2025

TIM RISET IDX CHANNEL 24/07/2025 15:54 WIB

Analis mulai menyoroti sektor yang dinilai berpotensi mencuri perhatian pasar menjelang musim laporan keuangan semester I-2025.

Sektor Ini Dinilai Menarik Dicermati Jelang Musim Laporan Keuangan Semester I-2025. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Analis mulai menyoroti sektor yang dinilai berpotensi mencuri perhatian pasar menjelang musim laporan keuangan semester I-2025.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh melihat sektor perkebunan sawit dan produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) patut dicermati menjelang musim laporan keuangan.

"Akan ada lonjakan kenaikan yang cukup signifikan dari sektor-sektor CPO," ujar Michael, Kamis (24/7/2025).

Ia menambahkan bahwa prospek cerah sektor ini tak lepas dari kenaikan harga komoditas utama tersebut. "Menyusul kenaikan harga CPO itu sendiri," imbuh dia.

Sementara itu, untuk sektor perbankan, ia menilai tren ke depan masih cenderung melemah. "Outlook dari perbankan masih flat dan condong turun," kata Michael.

Menilik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali ke atas level psikologis 7.500, Michael menilai, secara makro, saat ini belum terlihat pemicu yang cukup kuat untuk mendorong laju indeks lebih tinggi.

IHSG terakhir kali menembus level 7.500 pada perdagangan intraday 11 Desember 2024.

Namun dari sisi teknikal, ia melihat pergerakan IHSG masih berada dalam pola kenaikan jangka menengah yang terukur.

"IHSG yang menyentuh titik 7.500 secara teknikal merupakan bagian dari target Elliott Wave di impulsive wave 5, yaitu di 7.600,” tutur Michael.

Ia juga mencermati, kenaikan IHSG kali ini bukan didorong oleh sektor perbankan ataupun big cap tradisional lainnya, melainkan oleh saham-saham konglomerasi energi dan infrastruktur digital.

"Dan kali ini kenaikan indeks ditopang oleh saham-saham konglomerasi seperti DCII, DSSA, BREN, dan BRPT," imbuh Michael.

Musim Laporan Keuangan

Pasar saham Tanah Air dibayangi oleh sejumlah sentimen negatif, baik dari dalam maupun luar negeri, menjelang musim laporan keuangan semester I-2025.

Pelemahan data makroekonomi serta potensi tekanan dari agenda rebalancing indeks global menjadi perhatian utama pelaku pasar.

Hingga 24 Juli 2025 pukul 10.08 WIB, baru sebanyak 36 dari total lebih dari 950 emiten yang telah melaporkan kinerja keuangan semester I-2025. Baru dimulainya musim laporan keuangan membuat pelaku pasar masih menanti kejelasan arah kinerja emiten di tengah bayang-bayang tekanan di level makro.

Michael sebelumnya menilai kondisi makroekonomi Indonesia saat ini menunjukkan pelemahan yang seharusnya mendorong investor untuk lebih realistis dalam memandang kinerja emiten sepanjang paruh pertama tahun ini.

“Jika kita melihat data umum dari Indeks PMI Manufaktur (Purchasing Managers' Index) dan PDB, Indonesia mengalami pelemahan di bawah konsensus,” ujar Michael, Rabu (30/7/2025).

Ia merinci, “PMI terkontraksi di kuartal I-2025 dan II-2025, masing-masing sebesar 51 dan 47. Kemudian pertumbuhan PDB di angka 4,8 persen.”

Dengan kondisi tersebut, menurutnya, “Investor perlu menurunkan ekspektasi terhadap laporan keuangan semester I-2025.”

Lebih lanjut, Michael juga mengingatkan sejumlah faktor global yang bisa menekan arus modal masuk ke pasar saham domestik.

“Saat ini investor perlu memperhatikan suku bunga AS, pelemahan ekonomi China, dan risiko inflasi yang dapat menekan capital inflow bahkan di semester II-2025,” imbuh Michael.

Ia juga menyoroti agenda penting yang akan terjadi bulan depan. “Dan di Agustus akan ada rebalancing MSCI. Berdasarkan metode market cap dan weighting mereka, bisa dipastikan akan ada outflow lanjutan untuk saham-saham bluechip, terutama perbankan,” ujar Michael.

Namun, di balik tekanan tersebut, ia melihat potensi titik balik. “Hal ini justru bisa menjadi titik bottom untuk sektor perbankan pada hari rebalancing, yaitu 27 Agustus,” katanya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE