Sektor Properti Masih Bergairah, CTRA-SMRA Dominasi Penjualan hingga Oktober 2025
Sektor properti hingga kuartal III-2025 masih bergairah setelah rilis kinerja marketing sales dari sejumlah emiten besar.
IDXChannel - Sektor properti hingga kuartal III-2025 masih bergairah setelah rilis kinerja marketing sales dari sejumlah emiten besar.
Riset Stockbit pada Selasa (21/10/2025) mencatat kinerja sektor properti residensial menunjukkan hasil yang bervariasi. Di mana PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan pertumbuhan tertinggi, dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menjadi yang paling dekat dengan target tahunan.
Adapun SMRA mencatatkan pertumbuhan marketing sales sebesar 34 persen secara tahunan (YoY) selama 9 bulan pertama 2025. Realisasi penjualan tersebut sudah mencapai 71 persen dari target 2025, atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Stockbit menilai, lonjakan penjualan Summarecon terutama didorong oleh peluncuran produk baru di kawasan Summarecon Serpong pada kuartal II-2025.
Sementara itu, CTRA mencatatkan realisasi marketing sales tertinggi dibandingkan emiten lainnya, yakni 76 persen dari target 2025. Namun, CTRA sempat menurunkan target tahunan dari Rp11 triliun menjadi Rp10 triliun seiring sikap manajemen yang lebih berhati-hati menghadapi kondisi pasar properti. Sebagai perbandingan, realisasi marketing sales CTRA sepanjang 2024 mencapai Rp11 triliun.
Dua emiten lain, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), mencatatkan kinerja yang relatif lebih lemah. Hingga akhir September 2025, ASRI dan PWON masing-masing baru mencapai 60 persen dan 50 persen dari target penjualan 2025, turun dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 73 persen.
Didorong insentif PPN DTP 100 Persen
Capaian marketing sales hingga kuartal III-2025 juga ditopang oleh keberlanjutan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100% untuk pembelian properti.
Awalnya, insentif ini dijadwalkan berakhir pada Juni 2025 dan berkurang menjadi 50 persen pada semester II. Namun, pada Juli 2025, pemerintah memutuskan memperpanjang insentif 100 persen hingga akhir 2025. Bahkan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut bahwa program tersebut akan diperpanjang hingga 2027.
Dalam laporan Stockbit, PWON menjadi emiten dengan kontribusi terbesar dari properti yang menikmati insentif ini, yakni 73,3 persen dari total marketing sales. Sementara SMRA belum mengumumkan data serupa.
Daya beli jadi penentu utama
Stockbit menilai prospek penjualan properti ke depan akan lebih bergantung pada pemulihan daya beli konsumen, bukan semata pada arah kebijakan suku bunga.
Pasalnya, suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) saat ini sudah berada di level rendah dan cenderung lengket. Hingga Juni 2025, suku bunga rata-rata KPR perbankan hanya turun tipis dari 6,91 persen (Desember 2024) menjadi 6,84 persen, meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia telah turun 125 basis poin sejak awal tahun.
"Prospek marketing sales akan lebih bergantung pada perbaikan daya beli konsumen dibandingkan penurunan suku bunga," tulis Stockbit dalam risetnya.
Kendati demikian, tren penurunan suku bunga tetap berpotensi memberi sentimen positif terhadap saham-saham sektor properti, terutama bagi emiten dengan pipeline proyek baru dan tingkat permintaan residensial yang solid.
(DESI ANGRIANI)