Sempat Merosot, Harga Minyak Dunia Kembali Naik di USD110,48 per Barel
Walau sempat merosot harga minyak mentah dunia kembali naik pada perdagangan hari ini, Kamis (10/3/2022).
IDXChannel - Walau sempat merosot harga minyak mentah dunia kembali naik pada perdagangan hari ini, Kamis (10/3/2022). Berdasarkan data New York Mercantile Exchange (NYMEX) hingga pukul 12:38 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 naik 1,64 persen di USD110,48 per barel, meskipun sempat jatuh -12,5 persen di sesi sebelumnya yang merupakan penurunan harian terbesar sejak November 2021.
Adapun harga tertinggi WTI kontrak ini adalah di USD130,50 per barel yang dicapai pada beberapa hari sebelumnya.
Sementara harga minyak Brent kontrak Mei 2022 melesat 3,00 persen di USD114,47 per barel, setelah sempat tertekan -13 persen pada sesi sebelumnya. Harga Brent kontrak ini sempat melonjak hingga USD139,13 per barel pada beberapa waktu lalu.
Pasar komoditas minyak masih berusaha bangkit dari ketidakpastian produsen mana yang bakal menggantikan pasokan Rusia yang mendapat sanksi dari Amerika Serikat.
"Arah rekomendasi harga minyak masih belum jelas, karena saat ini kita berada di situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, dilansir Reuters, Kamis (10/3/2022).
Seperti diketahui, harga minyak sempat tertekan cukup tajam akibat pernyataan Uni Emirat Arab yang bakal memasok minyak ke pasar untuk mendingingkan harga.
Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei dalam media sosialnya menyebut bahwa negaranya berkomitmen terhadap perjanjian yang telah dibuat oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi dan sekutunya termasuk Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, untuk meningkatkan pasokan minyak sebesar 400.000 barel per hari bulanan setelah pemotongan tajam pada tahun 2020.
"UEA percaya pada nilai yang dibawa OPEC+ ke pasar minyak," kata al-Mazrouei.
Pasar juga sedang mengamati langkah AS untuk mengurangi sanksi terhadap pasokan minyak Venezuela, dan perundingan nuklir dengan Iran.
Apabila strategi ini berhasil, maka pasokan minyak di tingkat global diperkirakan bakal kembali terisi, kendati sanksi impor dari Rusia tetap berlaku.
"Kami pikir ini akan menjadi tantangan bagi OPEC+ untuk meningkatkan produksi mereka di tingkat global," kata analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar. (RAMA)