Serbu Bagian Timur Ukraina, Mata Uang Rusia Capai Titik Terendah
Keputusan Presiden Vladimir Putin untuk melaksanakan operasi militer berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan di Rusia.
IDXChannel - Keputusan Presiden Vladimir Putin untuk melaksanakan operasi militer berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan di Rusia. Bahkan, mata uang rubel dilaporkan mencapai titik terendah sejak 2016 lalu.
Dilaporkan Bloomberg, Kamis (23/2/2022), mata uang rubel sendiri anlok anjlok hingga 3,5 persen menjadi 84,1 per USD dalam perdagangan di pasar uang. Kondisi ini sekaligus melanjutkan pelemahan yang terjadi selama satu pekan terahir sejak memuncaknya krisis.
Tak hanya rubel, hal yang sama juga terjadi pada bursa saham di Moscow Exchange. Bahkan pelemahannya cukup parah, hingga 11 persen sebelum akhirnya dibekukan sementara, demikian dilaporkan oleh Interfax.
Indeks utama Moscow Exchange atau IMOEX2 mengalami koreksi sebesar 2.736,65 poin atau 11,28 persen dari penutupan sehari sebelumnya. Indeks IMOEX2 sebelumnya berada di level 3.096,79 rubel, kini amblas hingga 2.737,52 rubel.
Penurunan tersebut dipimpin oleh anjloknya saham milik EN+ Group International PJSC yang berbasis di London, Inggris yang terkoreksi paling dalam, takni sebesar 23,46 persen. Disusul ADS Ozon Holdings PLC ORD SHS sedalam 22.62 persen.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara resmi mendeklarasikan operasi militer di Ukraina timur, tepatnya di wilayah Donbass pada Kamis (24/2/2022) dini hari. Hal itu disusul dengan suara ledakan di Kota Kiev, Ukraina
"Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin di televisi pemerintah, Interfax sesaat sebelum pukul 06.00 pagi waktu setempat, dikutip dari Reuters.
Imbas dari terjadinya ledakan pertama di krisis antara Rusia dan Ukraina serta pengumuman Presiden Vladimir Putin membuat harga minyak mentah atau crude oil melambung tinggi mendekati level tertinggi tujuh tahun terakhirnya.
Serangan Rusia terhadap sejumlah wilayah Ukraina, tercatat berpengaruh ke harga minyak dimana pada pukul 11:11 WIB, minyak mentah Brent naik 3,33%, menjadi USD97,18 per barel pada, setelah sempat melonjak setinggi USD98,08.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terbang 3,57% menjadi USD95,39 per barel, melanjutkan kenaikan sebelumnya di USD93,50 per barel. (TYO)