Sering Jadi Incaran Investor, Simak Sejarah Saham TLKM
TLKM atau kode saham dari perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau biasa di kenal dengan nama Telkom Indonesia.
IDXChannel - Sejarah saham TLKM atau kode saham dari perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau biasa di kenal dengan nama Telkom Indonesia menjadi saham paling banyak diburu investor dalam maupun luar negeri.
Beroperasi di sektor telekomunikasi dan informasi adalah salah satu bidang bisnis yang paling menjanjikan di era digital ini. Selain itu, produk-produk Telkom telah digandrungi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, tidak heran bila sahamnya tercatat di BEI menjadi perhatian terutama bagi investor yang gemar mengakumulasi saham blue chip di perusahaan publik.
Beberapa lembaga terkemuka tercatat di antara pemegang saham TLKM, seperti BPJS Ketenagakerjaan, GIC, Lazard Asset Management, AIA, BlackRock Investment, JPMorgan dan lain-lain.
Bidang usaha TLKM kurang lebih terbagi menjadi 5 bidang usaha. Handphone, konsumen, enterprise, WIB dan lain-lain. Sementara itu, segmen usaha terbesar TLKM berdasarkan laporan keuangan September 2019 ditempati oleh Mobile sebesar Rp 68.288 (51,6%). Kedua, Usaha Rp29.273 T (22,1%), WIT Rp19.946 T (15,1%) dan kegiatan lainnya Rp1.141 T (0,9%).
Mayoritas saham TLKM (52,091%) dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Kami akan membahas kepemilikan saham saat ini secara lebih rinci dalam bab tentang daftar pemegang saham di bawah ini.
Sejarah Saham TLKM
Telkom (TLKM) dimulai pada tahun 1882, ketika teknologi telepon muncul untuk bersaing dengan layanan pos dan telegraf. Dahulu TLKM merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst” yang didirikan pada tahun 1884.
Baru pada tahun 1961 pemerintah akhirnya mendirikan Perusahaan Pos dan Telekomunikasi Negara (PN Postel). Belakangan, seiring dengan pesatnya perkembangan industri ini, pemerintah memisahkan fungsi antara pos dan telekomunikasi di lingkungan Perusahaan Pos Negara: PN Pos dan Giro serta Perusahaan Negara Telekomunikasi pada 6 Juli 1965. Tanggal 6 Juli 1965 kini dijadikan sebagai tahun lahirnya Telkom (TLKM).
Ketika teknologi telepon seluler mulai berkembang pada tahun 1995, PT Telekomunikasi Indonesia menciptakan kartu pascabayar Telkomsel dan Halo. Segera setelah itu, tepatnya pada tahun 1997, seluruh provinsi di Indonesia dapat memanfaatkan layanan jaringan Telkomsel.
Pada tahun 2005, TLKM meluncurkan jaringan broadband Indihome. Melanjutkan tahun 2010, TLKM turut serta menyelesaikan proyek kabel serat optik bawah laut JaKaLaDeMa, pada tahun 2008 TLKM meluncurkan satelit merah putih.
Telkom melakukan IPO dengan menawarkan saham sebanyak 8.400.000.000 kepada masyarakat yang terdiri dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri A Dwiwarna. Seperti yang kita ketahui saham seri A Dwiwarna adalah saham istimewa yang membuat pemiliknya memiliki hak dalam pemilihan direksi perusahaan. Saham ini hanya di miliki oleh negara.
Kemudian pada tanggal 14 November 1995 saham TLKM tercatat di BEI (dulunya Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) dengan harga Rp. 2.050/ lembar saham. Saat itu saham yang di jual sebanyak 933.333.000 saham baru Seri B dan 233.334.000 saham Seri B milik Pemerintah.
Saham TLKM, sebagai salah satu emiten perusahaan publik terbesar, patut diperhatikan. Selain keuntungan dari kenaikan harga saham, Anda juga bisa mendapatkan keuntungan investasi dari dividen karena TLKM adalah emiten yang bekerja sangat keras dalam membagikan dividen. (SNP)