Sesuaikan Harga dengan Inflasi, Perusahaan Broadband Inggris Untung Hingga £1,7 Miliar
perusahaan seluler dan broadband terbesar di Inggris menyetujui rencana pada pertemuan puncak yang dipimpin pemerintah untuk membantu para pelanggan.
IDXChannel - Perusahaan penyedia layanan broadband terbesar di Inggris mengkonfirmasi telah mendapatkan keuntungan tak terduga (windfall profit) hingga £2 miliar, atau sekitar Rp34,2 triliun, dari penyesuaian harga mengikuti pergerakan inflasi terkini.
Di Inggris, memang banyak perusahaan penyedia internet, termasuk juga para pelaku utama industri broadband telecommunication (BT) seperti TalkTalk, Shell dan Vodafone, yang menerapkan mekanisme penentuan harganya secara tahunan, dengan menyesuaikan proyeksi pergerakan inflasi berdasarkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) pada Januari, plus 3,9 persen.
Sedangkan Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) telah memperkirakan bahwa inflasi bakal mencapai 13,3 persen pada triwulan IV-2022, dan bahkan sejumlah analis membuka kemungkinan proyeksi tersebut bisa saja memburuk hingga ke level 22 persen.
Itu artinya, perusahaan bakal mendapat keuntungan hampir £1,4 miliar dari pendapatan tambahan dari siklus kenaikan harga pada tahun depan. Sejumlah pelaku bisnis broadband yang telah menerapkan penyesuaian harga sekitar 10 persen dalam kurun April hingga Juni 2022 lalu juga mengaku bakal menerapkan strategi serupa pada tahun depan.
Misalnya saja Virgin Media O2, penyedia broadband terbesar ketiga di Inggris, dilaporkan telah menaikkan harga jualnya ke pelanggan secara rata-rata sekitar 6,5 persen di awal tahun.
Skema penyesuaian harga mengikuti laju inflasi ini memang tidak secara resmi diatur dalam kontrak, meski pada faktanya memang kerap dilakukan oleh sebagian besar pelaku pasar. Dengan asumsi skema tersebut, kalangan analis memperkirakan bahwa industri telekomunikasi secara keseluruhan bakal menikmati windfall di atas £1,7 miliar.
Angka proyeksi itu belum termasuk miliaran poundsterling tambahan dari hasil kenaikan harga kontrak telepon seluler pada tahun depan.
“Broadband adalah layanan vital dan sekarang, lebih dari sebelumnya, (harganya) harus terjangkau,” ujar Direktur Kebijakan Hyperoptic, sebagaimana dilansir The Guardian, Rabu (7/9/2022).
Pada Juni 2022 lalu, perusahaan seluler dan broadband terbesar di Inggris menyetujui rencana pada pertemuan puncak yang dipimpin pemerintah untuk membantu para pelanggan yang kesulitan membayar tagihan. Termasuk juga langkah untuk memungkinkan beralih ke kesepakatan yang lebih murah tanpa membayar penalti dan menawarkan 'tarif sosial' yang lebih murah.
Sedangkan penyedia broadband terbesar kedua di Inggris, Sky, mengaku telah menerapkan 'pembekuan harga', yang membuat harga jual di masyarakat tidak mengalami perubahan dalam 18 bulan terakhir. Tak seperti strategi para pesaingnya, Sky mengaku tidak menaikkan harganya menyesuaikan dengan inflasi, melainkan hanya menerapkan kenaikan tahunan secara rata-rata sebesar lima persen di tahun ini. (TSA)
Penulis: Nur Pahdilah