MARKET NEWS

Siap-Siap, Dua Agenda Besar Ini Bakal Kejutkan IHSG dan Rupiah

Wahyudi Aulia Siregar 17/02/2025 18:33 WIB

Pelaku pasar menanti dua agenda ekonomi besar yang berpeluang mengejutkan pasar keuangan di Tanah Air.

Siap-Siap, Dua Agenda Besar Ini Bakal Kejutkan IHSG dan Rupiah (foto mnc media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik signifikan 2,9 persen di level 6.890,88. Seiring dengan kinerja positif IHSG, kurs rupiah pun berakhir menguat pada perdagangan Senin (17/2/2025).

Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, pulihnya kinerja IHSG ditopang oleh membaiknya data neraca perdagangan di Tanah Air. 

Surplus neraca dagang Indonesia pada Januari 2025 tercatat sebesar USD3,45 miliar, melampaui ekspektasi sebelumnya yang perkirakan surplus di bawah USD2 miliar. 

"Kinerja IHSG justru tidak seperti mayoritas Bursa Asia lainnya yang meskipun menguat, namun tidak sebesar penguatan kinerja IHSG," kata Gunawan, Senin (17/2). 

Selain ditopang oleh membaiknya surplus neraca perdagangan, penguatan IHSG juga ditopang oleh sentimen kebijakan pemerintah China. China akan mendorong sektor swasta dalam perekonomiannya.

Namun pasar saham di China merespons datar dengan bergerak sideways di zona hijau. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah juga ditutup menguat di level Rp16.210 per USD. 

"Penguatan rupiah juga bisa menjadi katalis bagi penguatan IHSG. Meskipun rupiah tidak sekuat IHSG pada perdagangan hari ini, dan investor asing di pasar reguler justru membukukan transaksi jual bersih sebanyak Rp585 miliar," ujar Gunawan.

Setelah data neraca dagang yang menguntungkan pasar keuangan dalam negeri, pelaku pasar selanjutnya menanti agenda ekonomi lain, seperti keputusan bunga acuan Bank Indonesia (BI), ditambah dengan rencana pidato Presiden AS. 

"Dua agenda tersebut berpeluang memberi kejutan di pasar keuangan," tutur Gunawan.

Bukan hanya pasar keuangan, harga emas juga akan dikejutkan dengan agenda tersebut. Sejauh ini, harga emas membaik di kisaran USD2.903 per ons troy atau sekitar Rp1,51 juta per gramnya. 

"Harga emas terpantau mengalami kenaikan di saat USD melemah terhadap sejumlah mata uang di Asia," kata Gunawan.

(Fiki Ariyanti)

SHARE