SIG (SMGR) Manfaatkan 10 Ton Sampah Olahan dari Jombang untuk Bahan Bakar
RDF tersebut bakal dimanfaatkan sebagai bahan bakar substitusi batu bara pada proses produksi di pabrik milik SIG yang ada di Tuban.
IDXChannel - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), atau SIG, resmi memulai kerja samanya dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang terkait pemanfaatan sampah olahan (Refuse-derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif bagi Perseroan.
Nantinya, RDF tersebut bakal dimanfaatkan sebagai bahan bakar substitusi batu bara pada proses produksi di pabrik milik SIG yang ada di Tuban.
Sedangkan, bagi Pemkab Jombang, kerja sama ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan, dengan mengirim RDF hasil produksi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Banjardowo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.
"Penggunaan produk RDF dari Jombang ini akan meningkatkan porsi penggunaan bahan bakar alternatif dalam proses produksi semen di SIG Pabrik Tuban," ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, dalam keterangan resminya, Rabu (28/5/2025).
Menurut Vita, proses pengiriman perdana RDF kali ini masih bersifat uji coba, yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara SIG dan Pemkab Jombang.
Sebelumnya, Vita menjelaskan, SIG Pabrik Tuban telah memanfaatkan RDF sebagai substitusi batu bara yang berasal dari beberapa wilayah di Jawa Timur, meliputi Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Ponorogo, dan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan.
"Pemanfaatan RDF merupakan bentuk kepedulian SIG untuk membantu pemerintah daerah menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat," ujar Vita.
Pada sisi lain, dikatakan Vita, pemanfaatan RDF juga membantu Perseroan dalam mendapatkan bahan bakar alternatif untuk substitusi batu bara dalam proses produksi dan mendukung tercapainya target penurunan emisi karbon.
Sementara, Bupati Jombang, Warsubi, menyampaikan apresiasi atas dukungan SIG yang siap menampung dan menjadi offtaker RDF dari TPA Banjardowo, Jombang, dengan bantuan mesin pemilahan dan pengolahan sampah dari Emission Reduction In Cities dari Jerman melalui Kementerian PU untuk menghasilkan RDF yang bernilai ekonomis.
"Produksi RDF yang baru dikirimkan sebanyak 10 ton masih tergolong sedikit, pasalnya SIG siap menampung 50 ton RDF per hari, atau berapa pun yang mampu diproduksi TPA Banjardowo. Kita berharap kapasitas produksi mampu meningkat seiring waktu," ujar Warsubi, dalam kesempatan yang sama.
Menurut Warsubi, kerja sama dengan SIG ini membawa harapan baru bagi Pemkab Jombang untuk menyelesaikan persoalan sampah yang terus berkembang, dengan harapan dapat meningkatkan produksi RDF secara berkelanjutan dan bertahap mengatasi masalah sampah di Kabupaten Jombang.
Dengan jumlah populasi penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa, potensi sampah di Jombang mencapai 530 ton per hari. Selama ini sampah-sampah tersebut diambil, diangkut, diolah, dipilah dan sisanya dibuang ke landfill.
"Alhamdulillah, setelah ada kerja sama dengan SIG, cara kami mengolah sampah ada perubahan. Setelah kita olah dan pilah, sampah yang tidak punya nilai ekonomis tinggi yang dulu dibuang ke landfill,sekarang kita olah jadi RDF," ujar Warsbubi.
Saat ini TPA Banjardowo mampu memproduksi enam hingga 10 ton RDF per hari, yang diolah dari 30 hingga 40 ton sampah. Ke depan, volume produksi RDF ini secara bertahap akan terus ditingkatkan sehingga nilai ekonomis yang diperoleh Pemkab Jombang juga bertambah.
"Harapan kami RDF yang dikirim memiliki kualitas yang baik, agar sampah di Jombang tidak makin menumpuk di TPA, bahkan yang sudah menggunung puluhan tahun bisa kami olah menjadi RDF," ujar Warsubi.
(taufan sukma)