MARKET NEWS

Sinas Mas Agro (SMAR) Raih Pinjaman Rp3,84 Triliun dari BBNI, Buat Apa?

Fiki Ariyanti 26/04/2024 05:45 WIB

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk atau Smart (SMAR) meraih pinjaman senilai USD250 juta atau sekira Rp3,84 triliun dari Bank BNI.

Sinas Mas Agro (SMAR) Raih Pinjaman Rp3,84 Triliun dari BBNI, Buat Apa? (foto mnc media)

IDXChannel - Emiten sawit, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk atau Smart (SMAR) meraih pinjaman senilai USD250 juta atau sekira Rp3,84 triliun dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Hal ini diumumkan manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (25/4/2024).

"Pada 23 April 2023, perseroan menandatangani perjanjian pinjaman kredit berjangka dengan jumlah maksimal USD250 juta dengan Bank BNI," ujar manajemen. 

Disebutkan, nilai transaksi USD250 juta itu setara dengan Rp3,84 triliun (dengan asumsi kurs tengah Bank Indonesia per 31 Desember 2023 sebesar Rp15.416 per USD). 

"Nilai transaksi dalam ekuivalen Rupiah tersebut merupakan 20,2 persen dari total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan berdasarkan laporan keuangan konsolidasian perseroan per 31 Desember 2023 yang telah diaudit sebesar Rp19,06 triliun," jelas manajemen. 

Adapun jangka waktu kredit tersebut adalah 60 bulan setelah tanggal penarikan pertama pinjaman. Sementara bunga yang ditetapka adalah jumlah dari marjin yang berlaku dan SOFR berjangka periode tiga bulan (suku bunga referensi SOFR dikelola oleh CME Group Benchmark Administration Limited).

Dalam hal ini, perseroan menjaminkan tanah seluas 283.395 meter persegi, berikut bangunan, mesin, pabrik rafinasi, biodiesel, pengolahan inti sawit, sarana, dan prasarana yang berlokasi di Tarjun, Kalimantan Selatan.

Manajemen mengungkapkan perihal penggunaan pinjaman tersebut, yaitu salah satunya untuk pembayaran utang.

"Tujuan penggunaan dana dari pinjaman adalah untuk pembiayaan modal kerja, pembiayaan kembali atas utang bank atau obligasi yang jatuh tempo, dan belanja modal perseroan," tegasnya. 

Diakui manajemen, transaksi pinjaman ini akan memberikan likuiditas serta meningkatkan kemampuan perseroan untuk membiayai ekspansi dan menjalankan usahanya dengan lancar. 

Hal ini memungkinkan perseroan untuk lebih fleksibel dan efisien dalam menjalankan strategi bisnis, sehingga perseroan dapat terus mengembangkan kegiatan usahanya dan meningkatkan kinerjanya.

Di sisi lain, transaksi ini akan menambah tingkat liabilitas dan menimbulkan kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman perseoran.

"Menurut pendapat perseroan, tidak ada dampak negatif yang material dari transaksi ini terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan," pungkas manajemen. 

(FAY)

SHARE