IDXChannel - Perusahaan perkebunan dan produk kelapa sawit PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) dan entitas anak membukukan penjualan bersih sebanyak Rp57 triliun sepanjang tahun 2021.
Pencapaian tersebut meningkat 40,97% yoy dari penjualan tahun 2020 sejumlah Rp40,4 triliun, terdorong oleh kenaikan harga CPO di tingkat global.
"SMART mencatat rekor kinerja di tahun 2021 didukung oleh terus menguatnya harga pasar CPO dan industri sawit yang kondusif," tulis perseroan dalam publikasi, dikutip Minggu (20/3/2022).
Dari angka tersebut, emiten crude palm oil (CPO) milik grup Sinar Mas itu menghasilkan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai Rp2,82 triliun, meroket 83,70% yoy dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp1,53 triliun.
Di tingkat domestik perseroan membukukan penjualan mencapai Rp29,70 triliun, lebih tinggi dari penjualan ekspor senilai Rp27,30 triliun.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan SMAR juga meningkat menjadi Rp46,04 triliun, dari tahun 2020 senilai Rp34,55 triliun.
Secara rinci, beban bahan baku yang digunakan mencapai Rp41,1 triliun, biaya produksi langsung Rp2,37 triliun, serta biaya pabrikasi Rp1,21 triliun.
Sementara itu, tingkat produksi tandan buah segar (TBS) perusahaan turun -6% menjadi 2,42 juta ton pada 2021, dari produksi tahun 2020 sebanyak 2,56 juta ton.
Produksi CPO juga merosot menjadi -5% menjadi 549,9 ribu ton pada 2021 dari sebelumnya 581,36 ribu ton pada 2020.
"Hasil produksi TBS dan produk sawit pada tahun 2021 menurun terutama disebabkan oleh menurunnya luas area sehubungan dengan program peremajaan kembali tanaman dan curah hujan yang tinggi di Kalimantan Selatan dan Tengah," terang perseroan yang memiliki luas kebun sawit sebesar 137 ribu hektar
Total aset perseroan per 31 Desember 2021 mencapai Rp40,34 triliun, meningkat dari akhir 2020 sebesar Rp35,02 triliun. Sementara jumlah liabilitas dan ekuitas perseroan tahun 2021 masing-masing sebesar Rp25,92 triliun, dan Rp14,41 triliun.
Hingga akhir 2021, perseroan mengantongi kas dan setara kas sebesar Rp2,71 triliun, lebih rendah dari posisi kas akhir 2020 sebanyak Rp2,82 triliun.
(NDA)