Soal Rencana Peluncuran Indeks Syariah Berbasis ESG, Ini Bocoran Terbaru BEI
BEI mengungkap kabar baru terkait rencana peluncuran indeks saham-saham syariah berbasis prinsip ESG.
IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap kabar baru terkait rencana peluncuran indeks saham-saham syariah berbasis prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola usaha atau Environmental, Social, Governance (ESG).
Sejatinya indeks baru ini merupakan inovasi pengembangan produk pasar modal. Sempat digadang-gadang bakal terbit di 2023, upaya tersebut kembali tertunda.
“Kami sedang dalam kajian, masih melihat bagaimana pasar tahun ini,” kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik di Gedung BEI, Selasa (16/1/2024).
Terpisah, Kepala Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh mengakui, pihaknya menunggu hasil kajian dalam penentuan konstituen saham-saham penghuni indeks.
Kajian didasarkan terhadap perubahan kondisi market saat ini, sekaligus permintaan pasar terhadap produk investasi syariah berbasis ESG.
“Apakah memang pendekatannya masih sama, atau tidak gitu, kami juga lagi menunggu. Karena kami cuma fokus ke masalah fikihnya kan. Kami harapkan tahun ini keluar (indeksnya),” papar Irwan.
Berdasarkan catatan IDX Channel sebelumnya, bursa telah mengusulkan dua indeks syariah baru sejak 2022 demi menjadi pelopor penerbit pertama di dunia. Namun, OJK saat itu hanya merestui penerbitan IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW) yang resmi diluncurkan pada 31 Oktober 2022.
IDXSHAGROW adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Adapun kriteria yang digunakan dalam menyeleksi 30 saham syariah yang menjadi konstituen IDX Sharia Growth adalah saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Jakarta Islamic Index (JII70).
Selanjutnya, saham wajib membukukan laba bersih dan tidak memiliki rasio price-to-earnings (PER) bernilai ekstrem, serta 30 saham syariah dengan nilai skor tren pertumbuhan rasio price-to-earnings ratio (PER) dan tren pertumbuhan rasio price-to-sales ratio (PSR) tertinggi.
(FAY)