Stok AS Menipis Kerek Harga Minyak Mentah
Minyak mentah berjangka (futures) menguat pada perdagangan Kamis (11/7/2024), mencoba rebound dari penurunan tiga hari beruntun.
IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) menguat pada perdagangan Kamis (11/7/2024), mencoba rebound dari penurunan tiga hari beruntun seiring penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 0,73 persen di level USD82,7 per barel. Sementara minyak Brent bergerak naik 0,37 persen di level USD85,72 per barel pada pukul 08.22 WIB.
Pada Rabu (10/7), minyak WTI ditutup terapresiasi 1,29 persen di level USD82,46 per barel. Sementara minyak Brent bergerak naik 0,9 persen di level USD85,42 per barel.
Pada penutupan perdagangan Senin (8/7), harga minyak WTI ditutup memerah tajam 1 persen di level USD82,33 per barel dan minyak Brent terdepresiasi 1,02 persen di level USD85,75 per barel.
Pada penutupan perdagangan Jumat (5/7/2024), harga minyak WTI ditutup memerah 0,93 di level USD83,16 per barel dan minyak Brent terdepresiasi 1,02 persen di level USD86,54 per barel.
Minyak mentah berjangka menguat setelah otoritas energi AS, EIA melaporkan penurunan stok minyak mentah negeri paman Sam yang lebih besar dari perkiraan.
Persediaan minyak mentah AS turun 3,444 juta barel, melebihi perkiraan penurunan sebesar 3,0 juta barel. Stok bensin juga turun lebih dari yang diperkirakan.
EIA memproyeksikan permintaan minyak global akan mencapai 104,7 juta barel per hari (bph) pada 2025, sedikit melampaui perkiraan pasokan sebesar 104,6 juta barel per hari, yang mengindikasikan adanya defisit di masa depan.
Sementara itu, tingkat inflasi tahunan China secara tak terduga dilaporkan turun menjadi 0,2 persen di Juni dari 0,3 persen.
Di lain pihak, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) optimistis permintaan minyak global akan kuat sepanjang 2024 dan tahun depan.
Dalam laporan bulanan, OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 2,25 juta barel per hari (bph) pada 2024 dan 1,85 juta barel per hari di 2025. Perkiraan ini tidak berubah dari proyeksi bulan lalu.
“Mobilitas yang kuat dan perjalanan udara di belahan bumi utara selama liburan musim panas diperkirakan akan meningkatkan permintaan bahan bakar transportasi,” kata OPEC dalam laporannya.
Pekan lalu, lembaga keuangan Morgan Stanley pada Rabu (3/7) menurunkan perkiraan harga minyak dan memperkirakan surplus pasar pada paruh pertama 2024.
Bank Wall Street tersebut memangkas perkiraan harga Brent untuk kuartal ketiga tahun ini menjadi USD75 dari USD77,5 per barel dan menurunkan perkiraan kuartal keempat menjadi USD70 dari USD75.
Morgan Stanley juga memangkas perkiraannya untuk tahun 2024 sebesar USD5, dan sekarang melihat harga sebesar USD70 pada kuartal pertama, USD72,50 pada kuartal kedua, dan masing-masing USD75 dan USD80 pada dua kuartal terakhir. (ADF)