Strategi Back to Core Dongkrak Kinerja, PTPP Catatkan Kenaikan Kontrak 29,6 Persen
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memperkuat strategi bisnisnya dengan kembali fokus pada kompetensi inti sebagai perusahaan jasa konstruksi.
IDXChannel - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memperkuat strategi bisnisnya dengan kembali fokus pada kompetensi inti sebagai perusahaan jasa konstruksi.
Strategi tersebut berhasil mendorong kenaikan kontrak baru sebesar 29,6 persen hingga Agustus 2025 atau senilai Rp15,28 triliun dibandingkan capaian bulan sebelumnya.
Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad menjelaskan, strategi back to core ini dijalankan melalui peningkatan kualitas proyek dengan pemanfaatan inovasi dan teknologi, antara lain penerapan Building Information Modelling (BIM) serta Lean Construction untuk mendorong efektivitas sekaligus menjunjung tinggi aspek keselamatan kerja.
Selain itu, PTPP juga fokus pada pengelolaan portofolio lewat divestasi dan restrukturisasi anak usaha maupun entitas asosiasi, dengan tujuan menurunkan tingkat leverage.
"Kami mengelola portofolio melalui divestasi serta restrukturisasi anak usaha guna menurunkan leverage. Perseroan juga akan menerapkan pengelolaan yang prudent dengan melakukan optimalisasi bisnis yang mendukung core business, memperkuat inovasi dan teknologi, serta memastikan penerapan prinsip ESG di setiap lini kegiatan,” katanya dalam siaran pers, Kamis (18/9/2025).
Novel menambahkan, strategi ini menjadi fondasi penting bagi keberlangsungan bisnis dan daya saing PTPP di masa depan. “Seluruh langkah strategis ini kami jalankan tidak lain untuk mempertahankan konsistensi PTPP sebagai pelopor jasa konstruksi dengan trademark kualitas terbaik, demi menghadirkan nilai tambah bagi para pemegang saham dan stakeholder, sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” tutur dia.
Adapun kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek bersumber dana dari BUMN sebesar 51,2 persen, diikuti swasta 31 persen, dan pemerintah 17,8 persen.
Dari sisi segmen proyek, kontribusi terbesar datang dari sektor pertambangan (19,5 persen), disusul gedung (17,81 persen), power plant (17,56 persen), jalan dan jembatan (15,81 persen), pelabuhan (15,26 persen), migas (5,39 persen), irigasi (4,63 persen), bendungan (1,78 persen), bandara (1,40 persen), serta industri (0,85 persen).
Beberapa proyek bernilai jumbo yang berhasil dikantongi antara lain PLTGU Batam-1 120 MW senilai Rp2,68 triliun, Proyek New Priok East Access Phase II Rp2,33 triliun, Proyek ITACHA 2 Haul Road Rp1,93 triliun, dan Proyek Kataraja Toll Road Phase 2 Rp1,35 triliun.
(DESI ANGRIANI)