MARKET NEWS

Sukses Pangkas Rugi di 2024, Kimia Farma (KAEF) Optimistis Bisnis 2025 Makin Maksimal

Taufan Sukma Abdi Putra 31/07/2025 08:39 WIB

langkah efisiensi telah berhasil menurunkan COGS sebesar satu persen dan beban usaha sebesar 15,68 persen secara tahunan.

Sukses Pangkas Rugi di 2024, Kimia Farma (KAEF) Optimistis Bisnis 2025 Makin Maksimal (foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) baru saja merilis Laporan Keuangan Triwulan I-2025, dengan nilai kerugian mampu dipangkas hingga 11 persen, dari semula Rp141,84 miliar pada triwulan I-2024, menjadi RP126,44 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini.

Tak hanya itu, beban pokok penjualan (Cost of Goods Sold/COGS) juga mampu ditekan, dari semula Rp1,71 triliun menjadi Rp1,43 triliun, untuk perbandingan periode yang sama.

"Capaian ini merupakan buah dari strategi efisiensi dan inovasi yang telah kami jalankan secara konsisten sejak 2024 lalu," ujar Direktur Utama KAEF, Djagad Prakasa Dwialam, usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan, Rabu (30/7/2025).

Menurut Djagad, langkah efisiensi telah berhasil menurunkan COGS sebesar satu persen dan beban usaha sebesar 15,68 persen secara tahunan.

Selain itu, KAEF juga terus mendorong upaya inovasi, salah satunya lewat kerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) terkait pengembangan terapi sel punca (stem cell).

Selain itu, menurut Djagad, pihaknya juga melakukan inovasi obat pereda nyeri berupa injeksi Fentakaf, sebagai bentuk nyata dalam
memperkuat kemandirian kesehatan nasional.

"Fentakaf ini dapat mengurangi ketergantungan kita selama ini terhadap pasokan obat anestesi impor," ujar Djagad.

Langkah efisiensi dan inovasi ini, dikatakan Djagad, merupakan bentuk antisipasi Perseroan terhadap berbagai tantangan eksternal dan internal yang dihadapi oleh industri farmasi.

Selain gencar melakukan inovasi dan efisiensi, KAEF juga berfokus pada strategi penguatan fundamental bisnis, di antaranya dengan memperkuat segmen manufaktur, segmen distribusi, segmen ritel farmasi serta layanan kesehatan. Perseroan optimistis mampu menjaga pertumbuhan kinerja seiring dengan potensi pasar farmasi nasional yang masih tumbuh positif.

"Pasar obat generik (OGB) nasional pada 2024 tumbuh signifikan. Lalu, kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor kesehatan dan
belanja kesehatan per kapita di dalam negeri juga diproyeksikan masih terus tumbuh," ujar Djagad.

Meski begitu, Djagad juga mengakui  bahwa industri farmasi masih menghadapi tantangan, yaitu persaingan yang semakin kompetitif yang mengharuskan perusahaan farmasi untuk beroperasi lebih efisien, agar dapat bersaing dari sisi harga dan kualitas produk.

Namun demikian, dengan berbagai tantangan tersebut, KAEF disebut Djagad siap meraih peluang yang ada dan terus berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan yang berkualitas dan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Sebagai respons terhadap dinamika industri yang terus berkembang, Kimia Farma menjalankan transformasi menyeluruh di seluruh lini bisnis untuk memperkuat posisi perusahaan secara berkelanjutan," ujar Djagad.

(taufan sukma)

SHARE