Surya Semesta (SSIA) Berpotensi Masuk MSCI, Begini Prospek Sahamnya
Pembangunan jalan tol Patimban diperkirakan akan menjadi katalis utama peningkatan nilai lahan di kawasan industri Subang Smartpolitan milik SSIA.
IDXChannel - Pembangunan jalan tol Patimban diperkirakan akan menjadi katalis utama peningkatan nilai lahan di kawasan industri Subang Smartpolitan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Berdasarkan riset terbaru Samuel Sekuritas, proyek infrastruktur yang ditargetkan rampung pada 2026 ini akan memangkas waktu tempuh dari Subang ke Pelabuhan Patimban hingga lebih dari 70 persen, dari dua jam menjadi jauh lebih singkat.
Peningkatan konektivitas ini dinilai akan menarik lebih banyak investor masuk ke kawasan Subang. Saat ini, harga lahan di Subang Smartpolitan telah mencapai USD120 per meter persegi, atau melonjak sekitar 50 persen secara tahunan (YoY).
Serupa dengan proyek Tol Trans Jawa yang dibangun pada 2015 membuat harga lahan di kawasan industri Bekasi dan Karawang naik masing-masing 37 persen dan 39,8 persen.
“Dengan selesainya jalan tol Patimban, kami memproyeksikan harga lahan di Subang Smartpolitan akan naik sekitar 30 persen,” tulis analis Samuel Sekuritas Ahnaf Yassar Lilo dalam laporannya Selasa (22/7/2025).
Selain infrastruktur jalan, Pelabuhan Patimban juga akan mengalami pengembangan signifikan. Tahap I-2 pelabuhan ini dijadwalkan selesai pada kuartal IV 2025 dan akan meningkatkan kapasitas pelabuhan menjadi 3,75 juta TEUs (+1.400 persen) dan 600 ribu CBU (+114 persen). Hal ini diyakini akan semakin memperkuat daya tarik kawasan Subang sebagai pusat logistik dan industri manufaktur di Jawa Barat.
Grup Djarum masuk, SSIA berpotensi masuk MSCI small cap
Di sisi lain, saham SSIA kini tengah menjadi sorotan pasar setelah aksi korporasi Grup Djarum yang mengakuisisi 5,89 persen saham perusahaan.
Aksi ini turut mendorong lonjakan harga saham SSIA hingga 82 persen sepanjang bulan berjalan (MTD), menjadikannya kandidat kuat untuk masuk dalam indeks MSCI Small Cap.
Berdasarkan penilaian Samuel Sekuritas, SSIA kini memenuhi semua syarat masuk indeks MSCI, mulai dari kapitalisasi pasar free float yang mencapai USD618 juta (di atas ambang batas USD250 juta), hingga nilai transaksi rata-rata harian (ADTV) selama 12 bulan terakhir sebesar USD1,8 juta per hari (di atas ambang USD1 juta).
"Tingkat aktivitas perdagangan juga melampaui ambang batas 10 persen," tulis riset tersebut.
Masuknya SSIA ke indeks MSCI diperkirakan akan meningkatkan visibilitasnya di mata investor global dan memicu aliran dana dari reksa dana indeks global, termasuk potensi pembelian bersih asing (net foreign buying).
Adapun pengumuman resmi hasil tinjauan indeks MSCI dijadwalkan pada 7 Agustus 2025 dan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025.
Rekomendasi Buy dengan target harga naik
Samuel Sekuritas merekomendasikan Buy atas saham SSIA, dengan target harga yang dinaikkan menjadi Rp4.000 per saham.
Ini mencerminkan potensi kenaikan sebesar 38,4 persen seiring dengan proyeksi pertumbuhan harga lahan yang disertai tiga katalis utama yakni penyelesaian proyek tol dan pelabuhan Patimban, kepemilikan land bank terbesar di kawasan, serta biaya tenaga kerja termurah di sekitar area industri.
Perusahaan juga menargetkan penjualan lahan sebesar 60–70 hektare per tahun dalam beberapa tahun ke depan, sehingga mengindikasikan potensi pertumbuhan pendapatan yang solid.
Meski prospeknya cerah, SSIA tetap menghadapi sejumlah risiko, termasuk potensi keterlambatan pembangunan infrastruktur, kendala eksekusi proyek, serta dinamika regulasi yang dapat memengaruhi sektor properti industri secara keseluruhan.
(DESI ANGRIANI)