Tak Mau Ketinggalan, SIG Ikut Incar Berkah dari Proyek IKN
keberadaan Proyek IKN ke depan bahkan diyakini bakal menjadi motor penggerak utama bagi pertumbuhan industri semen nasional.
IDXChannel - Sebagai bagian dari ekosistem industri infrastruktur nasional, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG, tak mau ketinggalan untuk juga mengincar berkah dari proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Kalimantan Timur.
Tak tanggung-tanggung, keberadaan Proyek IKN ke depan bahkan diyakini bakal menjadi motor penggerak utama bagi pertumbuhan industri semen nasional.
Dengan demikian, posisi SMGR sebagai penguasa 50 persen lebih pasar semen di Indonesia, dapat dipastikan juga bakal turut kecipratan cuan yang cukup signifikan.
"SIG sendiri berada pada posisi strategis untuk mendukung pembangunan IKN dengan memasok bahan bangunan sesuai kebutuhan, karena memiliki fasilitas di Balikpapan dan Samarinda yang cukup dekat dengan lokasi proyek," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio SMGR, Andriano Hosny Panangian, dalam public expose live, Selasa (28/11/2023).
Selain proyek IKN, menurut Andriano, perkembangan industri semen nasional ke depan juga akan didorong oleh permintaan dari sektor properti domestik, yang tengah sibuk menggenjot pembangunan perumahan guna mengatasi kondisi backlog hunian yang telah terjadi sejak lama.
Data menyebutkan bahwa angka backlog pembangunan perumahan nasional pada 2022 lalu telah mencapai 12,75 unit. Selain itu, masifnya pembangunan infrastruktur yang menjadi agenda prioritas pembangunan pemerintah juga turut menjadi katalis positif bagi prospek industri semen Tanah Air.
Dengan berbagai peluang yang tersedia tersebut, Andriano menjelaskan, pihaknya secara konsisten telah menjalankan operational excellence demi meningkatkan profitabilitas melalui sejumlah inisiatif guna mencapai optimalisasi distribusi hingga efisiensi biaya keuangan.
Hasilnya, dikatakan Andriano, hingga triwulan III-2023 lalu SMGR sukses mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar 5,9 persen menjadi 29,2 juta ton.
Di lain pihak, pendapatan perusahaan juga ikut melonjak sebesar empat persen menjadi Rp27,7 triliun pada periode tersebut.
Dengan peningkatan volume penjualan dan kenaikan pendapatan tersebut, SIG berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,71 triliun, atau naik 1,8 persen dari periode sebelumnya.
Di sisi lain, SMGR juga mendorong daya saing operasional berkelanjutan. Hingga triwulan III-2023, substitusi energi panas (TSR) menjadi 7,29 persen dan emisi GRK Cakupan 1 turun 16,94 persen menjadi 588 kg CO2/ton semen ekuivalen dari baseline 2010.
"Hal itu dapat diperoleh dari efisiensi clinker factor, penggunaan bahan bakar alternatif sebagai substitusi batu bara, dan optimalisasi Specific Thermal Energy Consumption," tegas Andriano. (TSA)