Telkom (TLKM) Optimistis Jaga Pertumbuhan Jangka Panjang di Tengah Tantangan Global
Telkom (TLKM) terus bertransformasi untuk mempertahankan capaian yang optimal usai melewati paruh pertama 2025. Perseroan pun telah menyiapkan empat strategi.
IDXChannel - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) terus bertransformasi untuk mempertahankan capaian yang optimal usai melewati paruh pertama 2025. Sebagai penggerak utama transformasi digital di Indonesia, perseroan fokus mengandalkan infrastruktur digital yang lengkap dan ekstensif untuk memperkuat pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin pada Public Expose 2025 yang berlangsung secara daring di Jakarta, (12/9/2025). Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir, serta Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan.
Awaluddin memaparkan strategi transformasi perusahaan untuk mencapai visi jangka panjang menjadi World-Class Digital Ecosystem Enabler bagi Indonesia. Untuk mencapai tujuan jangka panjang perseroan yang berkelanjutan, lanjutnya, setidaknya terdapat empat pilar utama untuk membangun fondasi yang lebih kuat serta tetap bertumbuh di tengah tantangan industri yang semakin dinamis dan kompetitif.
“Telkom memantapkan langkah transformasi jangka panjang melalui empat pilar strategis. Pertama, unlocking value terhadap kepemilikan portofolio infrastruktur digital yang luas dan strategis untuk dapat membuka peluang pertumbuhan jangka panjang, langkah ini diiringi dengan strategi konsolidasi dan streamlining portofolio bisnis,” kata Awaluddin.
“Kemudian, Telkom sedang bertransisi menjadi entitas strategic holding guna menciptakan nilai jangka panjang dalam era ekonomi digital yang berkembang pesat. Serta yang tidak kalah penting, Telkom fokus untuk meningkatkan keunggulan operasional dan layanan, memperkuat tata kelola dan fokus pada efisiensi modal,” sambungnya.
Sejalan dengan langkah transformasi perusahaan, Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, turut memaparkan terkait strategi Telkom dalam mengoptimalkan aset strategis guna menopang konektivitas digital dengan skala besar. “Telkom mempersiapkan bisnis aset fiber melalui Infranexia, identitas komersial dari InfraCo, untuk proses penciptaan value di masa depan. Saat ini tingkat utilisasi jaringan fiber Infranexia baru sekitar 40 persen, menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat menjanjikan dan memberikan ruang besar untuk ekspansi layanan ke pasar yang lebih luas,” kata dia.
“Ke depannya, Infranexia bukan hanya sebagai aset infrastruktur, tetapi sebagai platform pertumbuhan yang memainkan peran vital dalam rangka fiberisasi Indonesia,” ujar Seno.
Fixed Mobile Convergence (FMC) yang menjadi salah satu inisiatif transformasi perusahaan yang saat ini dijalankan oleh Telkomsel fokus dalam mempersiapkan peluang unlock value dengan optimalisasikan nilai dari infrastruktur yang telah dimiliki. Memastikan layanan yang berkualitas, meningkatkan pengalaman dan memberikan nilai tambah lebih bagi pelanggan selalu menjadi prioritas utama perusahaan.
Untuk itu, pada layanan mobile broadband, Telkomsel melakukan penguatan strategi bundling dan cross-selling guna meningkatkan kemudahan bagi pelanggan. Sementara itu, di bisnis fixed broadband, peluang pertumbuhan masih sangat besar. Sehingga Telkomsel akan fokus pada penetrasi ke pasar-pasar potensial, menjangkau lebih banyak pelanggan baru, dan menjaga pendapatan yang berkesinambungan melalui strategi bundling layanan digital.
Dengan kombinasi pertumbuhan di mobile dan fixed broadband, Telkom tetap optimis dapat menjaga profitabilitas dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham.
“Kami melihat prospek bisnis FBB ke depannya diharapkan akan lebih baik dimana target kami adalah untuk meningkatkan penetrasi pelanggan FBB yang saat ini masih di sekitar 16 persen sampai 17 persen serta berfokus pada pelanggan yang berkualitas. Kami berharap mampu mencapai target tahunan penambahan pelanggan sekitar 800 ribu hingga 1 juta pelanggan tahun ini. Di mana sampai dengan Juni 2025, kami telah memperoleh penambahan pelanggan sekitar 449 ribu pelanggan dan mencapai total sekitar 10 juta pelanggan,” ungkap Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan.
Perkuat Fondasi Bisnis, Telkom Tunjukkan Progres Positif Transformasi
Pada kesempatan yang sama, Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir, memaparkan kinerja perseroan. Hingga semester I-2025, Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp73,0 triliun, menurun 3 persen dibandingkan tahun lalu.
Penurunan tersebut disebabkan karena pelemahan makroekonomi serta pergeseran strategis dari volume ke kualitas. Meskipun demikian, kemampuan Telkom untuk menjaga profitabilitas tetap terlihat, hal tersebut tercermin dari EBITDA yang mencapai Rp36,1 triliun dengan margin EBITDA sebesar 49,5 persen.
Laba bersih tercatat Rp11 triliun, dengan margin laba bersih sebesar 15 persen mencerminkan kombinasi efisiensi operasional dan penguatan disiplin modal.
Sepanjang paruh pertama 2025, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai 13 persen dari total pendapatan, menurun dibandingkan periode tahun lalu sebesar 15,5 persen.
Penurunan ini tidak mencerminkan pengurangan investasi, melainkan merupakan hasil dari implementasi efisiensi serta penerapan spesifikasi yang lebih tepat guna, tanpa mengurangi kualitas layanan.
Di tengah pertumbuhan perbaikan ekonomi, Telkom menargetkan pertumbuhan perusahaan yang mencerminkan keseimbangan dengan efisiensi. Dari sisi pendapatan, Telkom menargetkan pertumbuhan yang relatif stabil, sejalan dengan kondisi industri yang masih berada pada posisi menantang meskipun terdapat potensi pemulihan.
Dengan posisi margin EBITDA saat ini, mencerminkan komitmen perseroan untuk menjaga profitabilitas yang tetap kuat. “Dengan kinerja yang senantiasa terjaga ini, kami percaya transformasi yang telah dijalankan selama ini telah berada pada jalur yang tepat untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang dan memberikan hasil yang optimal bagi para pemangku kepentingan. Tentunya dengan tetap memberikan layanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat,” kata Honesti.
(Febrina Ratna Iskana)