Terbesar, Grup Djarum Kuasai 9,06 Persen Saham SSIA, Prajogo 6,25 Persen
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menjadi incaran dua konglomerat raksasa Tanah Air, Hartono bersaudara dan Prajogo Pangestu.
IDXChannel - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menjadi incaran dua konglomerat raksasa Tanah Air, Hartono bersaudara lewat Grup Djarum dan Prajogo Pangestu melalui PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Djarum kini memimpin sebagai pemegang saham terbesar SSIA.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 24 Juli 2025 yang diterbitkan Jumat (25/7/2025), Djarum lewat PT Dwimuria Investama Andalan (DIA) menguasai 9,06 persen saham SSIA. Sementara Prajogo menggenggam 6,25 persen saham Surya Internusa.
Djarum mengakuisisi saham SSIA lewat tiga broker, yakni Verdhana Sekuritas (BB), BCA Sekuritas (SQ), dan Mandiri Sekuritas (CC). Lewat BB, Djarum membeli 62,34 juta saham, BQ 298,6 juta saham, dan CC 62,93 juta saham. Total, Hartono bersaudara mengempit 426,5 juta saham (9,02 persen).
Dalam 1-2 hari terakhir, Djarum memborong masing-masing 2,5 juta saham lewat BB dan 2 juta saham lewat BQ. Belakangan, Djarum juga mengakuisisi saham SSIA lewat skema pengalihan saham treasuri senilai Rp169,4 miliar.
"Pengalihan saham treasuri perseroan sebanyak 62.930.200 saham dilakukan pada tanggal 22 Juli 2025," kata Corporate Secretary Surya Internusa, Yulean lewat keterbukaan informasi.
Sementara Prajogo melalui PDNI HPAM Cap Fund juga terus melakukan akumulasi saham SSIA. Belakangan, pemilik Grup Barito itu memborong 27,47 juta saham SSIA sehingga total kepemilikannya menjadi 294 juta saham (6,25 persen).
SSIA menjadi "rebutan" para konglomerat karena perusahaan saat ini tidak memiliki pengendali. Perseroan memiliki lini bisnis yang prospektif mulai dari Kawasan Industri Subang Smartpolitan hingga Hotel Gran Melia.
Di luar saham masyarakat, Djarum lewat DIA kini menjadi pemegang saham terbesar SSIA dengan porsi 9,06 persen. Di posisi kedua ada PT Arman Investment Utama sebesar 8,52 persen.
Selanjutnya ada nama Intrepid Investment Ltd 8,2 persen yang merupakan perusahaan offshore, dan terakhir PT Persada Capital Investama milik Arini Subianto 7,85 persen.
Dengan demikian, saham publik tersisa 66,37 persen. Angka ini berkurang dibandingkan posisi per 30 Juni 2025 yang mencapai 73,39 persen.
(Rahmat Fiansyah)