The Fed Kerek Suku Bunga 25 Bps, Level Tertinggi sejak 2001
Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen ke kisaran 5,25 persen-5,5 persen.
IDXChannel - Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen ke kisaran 5,25%-5,5% pada Rabu (26/7/2023) waktu setempat. Ini dilakukan untuk meredakan inflasi yang masih tinggi.
Adapun kenaikan suku bunga acuan merupakan yang ke-11 kalinya dilakukan bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam 12 kali pertemuan sejak Maret 2022, ketika angkanya mendekati nol. Kanaikan ini merupakan level tertinggi sejak 2001 atau selema 22 tahun.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, kenaikan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk karena para pejabat menyempurnakan upaya mereka untuk menekan inflasi lebih lanjut.
"Ke depan, kami akan terus mengambil pendekatan yang bergantung pada data dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat," kata Powell pada konferensi pers pascapertemuan, dikutip dari Bloomberg, Kamis (27/7/2023).
Pernyataan tersebut menegaskan pernyataan The Fed sebelumnya, yang menyatakan akan mengamati data yang masuk dan mempelajari dampak kenaikan suku bunga acuan pada ekonomi dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang tepat untuk mencapai target inflasi sebesar 2%.
"Komite (The Federal Open Market Committee/FOMC) akan terus menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter," sebut The Fed.
Mengutip Reuters, meski data inflasi sejak pertemuan The Fed pada 13-14 Juni lalu lebih lemah dari perkiraan, namun para pembuat kebijakan enggan mengubah sikap hawkish mereka hingga ada lebih banyak kemajuan untuk mengurangi tekanan harga.
Powell mengatakan, setiap keputusan kebijakan di masa depan akan dibuat berdasarkan pertemuan demi pertemuan.
Menurutnya, dalam kondisi saat ini, pejabat The Fed hanya dapat memberikan panduan terbatas tentang kebijakan moneter selanjutnya. Namun dia tidak mengesampingkan tindakan jika memang dianggap perlu.
"Sangat mungkin bahwa kami akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan September jika datanya membenarkan itu, dan saya juga akan mengatakan bahwa kami mungkin akan memilih untuk tetap stabil pada pertemuan tersebut jika itu keputusan yang tepat," tutur Powell.
Kendati demikian, dia memperingatkan agar tidak mengharapkan dilakukan pelonggaran suku bunga acuan dalam waktu dekat.
"Kami akan merasa nyaman memangkas suku bunga ketika kami merasa nyaman melakukannya dan itu tidak akan terjadi tahun ini," ucap Powell. (RNA)