MARKET NEWS

The Fed Naikkan Suku Bunga, Rupiah Hari Ini Tertekan ke Rp14.364 per USD

Dinar Fitra Maghiszha 07/04/2022 09:47 WIB

Nilai mata uang rupiah hari ini dibuka koreksi atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan di pasar spot Kamis pagi (7/4/2022).

The Fed Naikkan Suku Bunga, Rupiah Hari Ini Tertekan ke Rp14.364 per USD

IDXChannel - Nilai mata uang rupiah hari ini dibuka koreksi atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan di pasar spot Kamis pagi (7/4/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09:10 WIB, mata uang Garuda turun -4 poin atau -0,03% di Rp14.364 per 1 dolar Amerika Serikat.

Pasar uang di kawasan Asia Pasifik bergerak variatif atas dolar AS. Data Investing menunjukkan Dolar Hong Kong turun -0,01% di 7,8380, Won Korea Selatan koreksi -0,02% di 1.217,82, dan Ringgit Malaysia tertekan -0,09% di 4,2170.

Dolar Taiwan koreksi -0,21% di 28,774, Baht Thailand naik 0,09% di 33,550, Dolar Singapura menguat 0,03% di 1,3597, dan Yuan China tertekan -0,06% di 6,3635. Adapun Yen Jepang menanjak 0,07% di 123,71, Dolar Australia koreksi -0,32% di 0,7489, dan Peso Filipina turun -0,24% di 51,393.

Indeks dolar AS yang mengukur peredaran greenback terhadap enam mata uang utama, menyentuh level tertinggi sejak Mei 2020 di 99,778 dan bertahan di dekatnya di 99,575 di awal perdagangan waktu Asia.

Ini merupakan respons dolar menyusul rilis rapat Komite Federal Terbuka AS yang menunjukkan Federal Reserve bersiap untuk melangkah lebih agresif dalam mencegah inflasi.

Risalah pertemuan Federal Reserve bulan Maret menunjukkan para anggota bersiap untuk menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan mendatang.

Mereka juga menunjukkan kesepakatan umum terkait pemangkasan US$95 miliar per bulan dari kepemilikan aset yang membengkak selama pandemi.

"Pasar kemungkinan masih lambat menerima kenyataan bahwa pengetatan kuantitatif akan datang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Analis Spectra Markets, Brent Donnelly, dilansir Reuters, Kamis (7/4/2022).

"Ini akan membuat saham bakal berat dan justru mendukung dolar," katanya.

(NDA)

SHARE