MARKET NEWS

The Fed Tahan Suku Bunga, Bursa Asia Menguat

Maulina Ulfa 13/06/2024 09:48 WIB

Bursa Asia menguat pada Kamis (13/6/2024) seiring investor mencerna kebijakan terbaru dari The Federal Reserve (The Fed) dan data inflasi Amerika Serikat (AS).

The Fed Tahan Suku Bunga, Bursa Asia Menguat. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa Asia menguat pada Kamis (13/6/2024) seiring investor mencerna kebijakan terbaru dari The Federal Reserve (The Fed) dan data inflasi Amerika Serikat (AS).

Investor bereaksi terhadap sinyal pemotongan suku bunga The Fed satu kali di 2024 dan data yang menunjukkan angka inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Saham-saham di Australia, Jepang dan Hong Kong, hingga Korea Selatan diperdagangkan menguat. Sementara, saham-saham di China melemah.

Pada pukul 09.20 WIB, indeks saham Nikkei 225 Jepang menguat tipis 0,096 persen di level 38.913,97. Indeks Shanghai Composite turun 0,17 di level 3.032,44.

Lebih lanjut, indeks KOSPI Korea Selatan menguat 1,41 persen di level 2.766,63 dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,64 persen di level 18.052,28. Sementara indeks ASX 200 juga naik 0,5 persen di level 7.754,3 (Lihat grafik di bawah ini.)

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,52 persen di level 6.885 pada pukul 09.28 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup turun 0,08 persen ke level 6.850.

Indeks Shanghai Composite China tengah berjuang untuk mendapatkan daya tarik karena ketidakpastian ekonomi dan kebijakan negara tersebut yang terus membebani sentimen investor.

Pada Rabu (12/6) data menunjukkan bahwa inflasi harga konsumen di negara tersebut naik kurang dari perkiraan pada Mei, sementara harga produsen tetap mengalami deflasi.

Angka-angka terbaru menunjukkan bahwa perekonomian China masih berada di bawah tekanan, namun meningkatkan harapan akan pelonggaran kebijakan lebih lanjut dan langkah-langkah stimulus yang lebih banyak.

Di sisi lain, indeks acuan KOSPI naik diperdagangkan pada level tertinggi dalam hampir sebulan, mengikuti reli Wall Street semalam setelah rilis data inflasi AS dan keputusan kebijakan The Fed.

Di dalam negeri, Kementerian Keuangan Korea Selatan dan pejabat bank sentral mengumumkan bahwa mereka akan berkoordinasi erat untuk mengatasi potensi volatilitas pasar akibat perbedaan kebijakan moneter global.

Di antara saham-saham kelas berat, produsen chip memimpin kenaikan, dengan Samsung Electronics menguat 2,4persen, sementara rekannya SK Hynix melonjak 3,5persen. Penggerak pasar lainnya di antaranya saham Hyundai Motors (2,8persen), Samsung Biologics (1,2persen), Kia Corp (1,7persen), dan KB Financial (2,8persen).

Sebelumnya, The Fed mempertahankan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) stabil di 5,25 persen-5,50 persen untuk pertemuan ketujuh berturut-turut Rabu (12/6) sejalan dengan perkiraan pasar.

Para pengambil kebijakan memperkirakan tidak tepat untuk menurunkan suku bunga sampai mereka memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi akan bergerak secara berkelanjutan menuju angka 2 persen

Sementara itu, para pengambil kebijakan hanya memperkirakan satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini dan empat kali penurunan pada 2025. Pada Maret lalu, The Fed memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga di 2024 dan tiga kali pada 2025.

Sejumlah pengambil kebijakan The Fed juga menyatakan kurang optimisme terhadap disinflasi perekonomian AS sementara ekspektasi pertumbuhan tetap ada, sehingga menambah tekanan hawkish.

The Fed tidak melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan PDB dan masih melihat adanya penurunan suku bunga sebanyak tiga kali tahun depan.

Di lain pihak, perekonomian AS diproyeksi meningkat sebesar 2,1 persen pada 2024, 2 persen pada 2025 dan 2026.

Sementara itu, perkiraan inflasi PCE AS direvisi lebih tinggi untuk 2024 (2,6 persen vs 2,4 persen pada proyeksi bulan Maret) dan tahun depan (2,3 persen vs 2,2 persen) namun tetap dipertahankan pada 2 persen untuk 2026.

Proyeksi inflasi PCE inti juga direvisi hingga 2,8 persen 2024 (vs 2,6 persen) dan 2025 (2,3 persen vs 2,2 persen) namun dipertahankan pada angka 2 persen pada 2026.

Tingkat inflasi tahunan di AS secara tak terduga juga melambat menjadi 3,3 persen pada Mei 2024, terendah dalam tiga bulan, dibandingkan dengan 3,4 persen pada April dan perkiraan sebesar 3,4 persen. (ADF)

SHARE