MARKET NEWS

Tiga Agenda Ekonomi Jadi Fokus Investor, Mampukah IHSG-Rupiah Lanjut Menguat?

Wahyudi Aulia Siregar 07/06/2024 10:56 WIB

IHSG dibuka menguat di level 6.987 pada perdagangan pagi ini (7/6). Sementara Rupiah hari ini menguat di level Rp16.230 per USD.

Tiga Agenda Ekonomi Jadi Fokus Investor, Mampukah IHSG-Rupiah Lanjut Menguat? (foto mnc media)

IDXChannel - IHSG dibuka menguat di level 6.987 pada perdagangan pagi ini (7/6). Kinerja sejumlah Bursa di Asia juga bergerak naik, meskipun masih dalam rentang angka yang sangat terbatas. 

Analisis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, IHSG berpeluang untuk melanjutkan tren kenaikan dan ditutup di zona hijau pada perdagangan akhir pekan ini. Itupun jika tidak ada tekanan yang signifikan pada pasar saham di Asia atau rilis data yang sangat mengecewakan.

Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah terpantau bergerak menguat di level Rp16.230 per USD. Rupiah berpeluang berada di zona hijau, seiring dengan masih cukup stabilnya imbal hasil US Treasury, USD Index, serta mata uang Rupiah yang menguat dan ditransaksikan di kisaran level Rp16.232 per USD pada transaksi NDF (non delivery forward).

"Di perdagangan akhir pekan ini, ada tiga agenda ekonomi utama yang akan menjadi fokus pasar. Yakni rilis data neraca dagang China, cadangan devisa RI, dan data ketenagakerjaan (non farm payroll) AS," kata Gunawan dalam keterangan resminya, hari ini. 

"Dan pada perdagangan akhir pekan ini di Asia pelaku pasar akan lebih fokus kepada data dari China dan Tanah Air," sambungnya.

Pada perdagangan akhir pekan ini, pasar keuangan tetap berpeluang untuk bergejolak hingga pekan depan seandainya rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) jauh dari ekspektasi. 

"Data non farm payroll AS diproyeksikan akan menambahkan jumlah pekerja sekitar 20 ribu pada Mei, dibandingkan dengan bulan sebelumnya," jelas Gunawan.

Sementara itu, harga emas di akhir pekan ini ditransaksikan menguat di kisaran level USD2.370 per ons troy.

"Hanya saja, kinerja mata uang Rupiah yang mengalami penguatan ini lebih banyak dipengaruhi oleh memburuknya tensi geopolitik seiring dengan kian memanasnya hubungan Blok barat dengan Rusia-China," tandasnya.

(FAY)

SHARE