Tiga Pendorong Penguatan Rupiah Hari Ini, Salah Satunya Surplus Neraca Perdagangan
Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini dibuka menguat dibandingkan mata uang Asia lainnya.
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini dibuka menguat dibandingkan mata uang Asia lainnya. Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka pada level Rp16.215 per dolar AS (USD), menguat 42,5 poin atau 0,26 persen.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, ada tiga penyebab mata uang Garuda menguat, salah satunya neraca dagang yang mengalami surplus.
"Nah ini juga sesuai dengan ekspektasi oleh para analis yang mengatakan perdagangan indonesia ini masih cukup bagus karena ekspor-impor dengan China salah satu yang mendukung surplus dari neraca perdagangan," kata Ibrahim dalam keterangan resminya, Senin (22/4/2024).
Kemudian, faktor yang kedua, datang dari domestik, yakni bersamaan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa pemilihan umum presiden.
"Kami sebagai seorang ekonom percaya bahwa MK akan memberikan putusan tidak akan mendiskualifikasi paslon 02, tetapi kemungkinan besar MK akan memutuskan wilayah-wilayah mana yang terjadi kecurangan untuk dilakukan pemilihan ulang," ujar dia.
Sedangkan penyebab yang ketiga adalah walaupun tensi geopolitik di Timur Tengah sedikit mereda dalam minggu ini, Bank Indonesia masih tetap terus melakukan operasi moneter yang pro market dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
"Kita lihat bahwa saat ini juga perdagangan di DNDF juga terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama valuta asing dan obligasi," katanya.
Di sisi lain, pemerintah optimis bahwa dampak dari ekonomi global yang mengakibatkan ketidakpastian tentang penurunan suku bunga bank sentral Amerika dan meningkatnya ketegangan Timur Tengah, bahwa pemerintah tetap optimis tentang ekonomi Indonesia karena ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden dan koordinasi yang erat.
Sehingga wajar kalau dalam kondisi saat ini rupiah kembali mengalami penguatan dan penguatan ini kemungkinan besar di minggu ini akan cukup tinggi, bisa saja kalau tensi geopolitik di Timur Tengah ini mereda bisa saja rupiah akan dibawah Rp16 ribu per USD di minggu ini," pungkas Ibrahim.
(NIA)