Transaksi Broker Turun, Pefindo: Risiko Industri Sekuritas Cenderung Negatif
Transaksi broker saham atau pialang saham pada bulan Februari 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
IDXChannel - Transaksi broker saham atau pialang saham pada bulan Februari 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Di mana nilai transaksi broker sepanjang bulan Februari lalu hanya mencapai Rp624,9 triliun.
Analyst FI Rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Kreshna Armand, mengatakan, saat ini Pefindo cenderung memiliki pandangan negatif terhadap industri sekuritas. Penerapan ini dilakukan karena ketidakpastian masih tetap tinggi, ditambah pengaruh kondisi ekonomi.
“Ditambah pula dengan adanya kasus-kasus hukum yang memberikan persepsi negatif dan itu kami juga mengantisipasi kemungkinan adanya tekanan lebih lanjut jika pertumbuhan ekonomi tidak secepat yang diharapkan,” katanya dalam acara Market Review IDX Channel, Senin (22/3/2021).
Menurut dia, saat ini ada tiga hal yang dapat menjadi game changer. Yaitu kecepatan dari vaksinasi secara masal, recovery ekonomi global, dan juga efektivitas dari stimulus.
“Namun, di sisi lain masih ada hal-hal seperti varian baru virus yang belum jelas dampaknya ke efektivitas vaksin dan efeknya juga ke pembatasan sosial lebih lanjut yang biasanya berdampak pada aktivitas bisnis. Nah kami terus memonitor dan melakukan penelaan lebih lanjut pada industri ini,” ujar Kreshna.
Lanjutnya, portfolio Pefindo untuk industri sekuritas tidak banyak karena hanya sedikit perusahaan sekuritas yang menerbitkan surat utang dan juga mungkin tidak banyak mitra kerja dari perusahaan sekuritas yang mensyaratkan adanya peringkat.
Sementara itu, kata dia, walau industri sekuritas masih memiliki profil risiko yang cenderung negatif tetapi antara industri dan perusahaan-perusahaan sekuritas tidak bisa dilakukan pemetaan secara langsung.
“Jadinya meskipun industri cenderung negatif tapi juga beberapa perusahaan asuransi terutama yang pemimpin pasar itu memiliki profil bisnis yang lebih stabil dibanding yang lainnya. Sebenarnya si risiko-risiko yang lebih besar ada di perusahaan sekuritas menengah kecil. Karena pada saat ini kondisi likuiditas maupun penyediaan dana ke sekuritas yang kecil mungkin agak lebih terpengaruh dengan kondisi ekonomi yang ada. Sedangkan yang untuk perusahaan sekuritas yang besar umumnya lebih secure,” ucap Kreshna. (TYO)