MARKET NEWS

Trio Saham Rp1: TOPS, TAXI, dan BTEK

TIM RISET IDX CHANNEL 23/06/2024 12:56 WIB

Saham emiten jasa konstruksi PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) menjadi salah satu dari tiga saham yang dibanderol di harga Rp1 per saham.

Trio Saham Rp1: TOPS, TAXI, dan BTEK. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten jasa konstruksi PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) menjadi salah satu dari tiga saham yang dibanderol di harga Rp1 per saham saat ini, menjadi yang terendah di bursa.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham TOPS ditutup di level Rp1 perak pada Jumat (21/6/2024).

Saham TOPS berayun di antara level Rp1-Rp2 sejak 4 Juni 2024.

Kapitalisasi pasar TOPS tersisa hanya Rp33,33 miliar, dengan total aset perusahaan Rp1,59 triliun hingga akhir 2023.

Penurunan tajam saham TOPS terjadi usai masuk papan pemantauan khusus (PPK) sejak 31 Mei 2024 usai dikenakan notasi nomor 1.

Notasi 1 berarti, mengutip aturan revisi PPK, harga rata-rata saham di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51,00; dan dalam kondisi likuiditas rendah dengan rata-rata harian nilai kurang dari Rp5 juta dan volume kurang dari 10.000 selama 3 bulan terakhir.

Informasi saja, mekanisme perdagangan di papan pemantauan khusus menggunakan full call auction (FCA) yang meniadakan penampilan bid-offer secara kontinyu dan memperjumpakan harga berdasarkan kuotasi bid-offer dalam jam tertentu berdasarkan volume match terbesar.

Ini seperti mekanisme prapembukaan dan prapenutupan.

Saham TOPS memang kerap berada di level gocap (Rp50 per saham), yang dulunya menjadi batas harga bawah (kecuali untuk papan akselerasi), sejak awal 2020 silam.

Per 30 April 2024, ada sebanyak 15.067 pemegang saham TOPS, dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) menjadi salah satu di antara investor emiten yang melantai di bursa sejak 2017 silam.

Berdasarkan data BEI, Kejagung sudah menguasai 2 juta atau setara dengan 6 persen saham TOTL. TOTL merupakan salah satu saham sitaan Kejagung.

Totalindo membukukan kerugian Rp326 miliar selama 2023. Kerugian tersebut meningkat dibandingkan 2022 yang mencapai Rp94 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (4/6/2024), pendapatan TOPS sepanjang 2023 mencapai Rp343 miliar, anjlok 55 persen dibandingkan 2022 yang sebesar Rp762 miliar.

Selain TOPS, saham emiten industri pengolahan biji kakao PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) juga berada di level Rp1 per saham. Saham BTEK masuk PPK sejak 31 Mei 2022.

Demikian pula, saham transportasi taksi PT Express Transindo Utama Tbk (TAX) yang juga mondar-mandir di harga Rp1 perak selama sebulan belakangan.

Secara kinerja keuangan, TAXI mencatat pendapatan sebesar Rp915,25 juta pada kuartal I-2024. Jumlah ini turun 22 persen dibandingkan pendapatan TAXI sebesar Rp1,17 miliar di kuartal I-2023.

Perseroan mencatat rugi kotor sebesar Rp569,13 juta, turun 22,37 persen dari Rp733,28 juta. Kendati beban pokok pendapatan TAXI mengalami penurunan sebesar 22,51 persen dari periode sebelumnya Rp1,91 miliar menjadi Rp1,48 miliar per 31 Maret 2024.

Rugi usaha TAXI turun 33,70 persen dari Rp1,35 miliar menjadi Rp894,81 juta.

Emiten ini mencatat penghasilan lain-lain bersih sebesar Rp45,33 juta per Maret 2024, turun 45,48 persen dari Rp83,15 juta per Maret 2023

Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pada akhir tahun lalu, manajemen mengatakan perseoran terancam gulung tikar jika kondisi keuangan terus merugi. Perseroan terus mengalami rugi sejak 2018 di mana pada tahun tersebut rugi bersih mencapai Rp836,82 miliar.

“TAXI Express akan mati di tahun 2024/2025 dengan kondisi terkini dan jika tetap dikelola seperti saat ini, emiten TAXI tidak akan bertahan sebagai perseroan. Bisnis yang dijalankan tidak akan bisa mendukung keberlanjutan dan RUPS 2023 belum mencapai Kuorum,” tulis perseroan dalam beleid undangan RUPS tertanggal 21 September 2023 lalu.

Tanpa adanya RUPS, pengurus juga mengatakan tidak memiliki legitimasi menjalankan perseroan.

“Tanpa pengurus, perseroan tidak dapat beroperasi. Pemegang saham masih bisa dapat sisa aset jika sepakat untuk melikuidasi perseroan saat ini, mungkin pemegang saham masih bisa mendapatkan sisa asset,” tulis perseroan.

Teranyar, manajemen TAXI juga telah menyampaikan undangan RUPST yang rencananya digelar pada 28 Juni atau Jumat pekan depan.

Saat ini, perseroan juga tidak memiliki pemegang saham pengendali. Pemegang Saham TAXI 99,99 persen kini dimiliki oleh individual atau masyarakat (dengan kepemilikan masing-masing di bawah 5 persen). (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE