sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham GOTO Sentuh Gocap, Berpotensi Masuk Papan Pemantauan (FCA)?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
23/06/2024 12:27 WIB
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berayun dari level Rp50-Rp51 per saham selama Jumat (21/6/2024).
Saham GOTO Sentuh Gocap, Berpotensi Masuk Papan Pemantauan (FCA)? (Foto: GoTo)
Saham GOTO Sentuh Gocap, Berpotensi Masuk Papan Pemantauan (FCA)? (Foto: GoTo)

IDXChannel - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berayun dari level Rp50-Rp51 per saham selama Jumat (21/6/2024).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO akhirnya ditutup di Rp50 per saham usai berkali-kali bolak-balik ke Rp50-Rp51 per saham sepanjang sesi. Hal ini terjadi juga selama Kamis (20/6) sebelum akhirnya saham GOTO diparkir di level Rp50 per saham.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp405,94 miliar dan volume perdagangan 8,11 miliar saham.

Pada Rabu, saham GOTO turun tajam ke 3,85 persen, menandai penutupan pertama kalinya saham tersebut ke level Rp50 per saham.

Karenanya, saham GOTO sudah terkoreksi 23,08 persen dalam sebulan dan anjlok 41,86  persen sejak awal tahun (YtD).

Sementara, apabila dibandingkan dengan harga saat penawaran saham perdana (IPO) di level Rp338 per saham pada April 2022, saham GOTO sudah jatuh 85,21 persen.

Hingga 31 Mei 2024, ada sebanyak 354.557 pemegang saham GOTO, terbanyak ketiga di bursa setelah investor BBRI (517.854) dan BBCA (362.976).

Potensi Masuk FCA?

Penurunan harga saham GOTO hingga terhenti di level Rp50 per saham ini pun membuat pelaku pasar bertanya apakah saham tersebut dalam waktu dekat berpotensi masuk ke papan pemantauan khusus (PPK) yang menggunakan mekanisme full call auction (FCA), yang berpotensi mengurangi transparansi dan likuiditas perdagangan.

Maklum, kekhawatiran investor tersebut berakar dari adanya ketentuan, khususnya Kriteria 1 dalam PPK, yang menyoal potensi suatu saham masuk papan tersebut apabila harga kurang dari Rp51 per saham.

Namun, revisi anyar soal Kriteria 1 PPK dari pihak bursa menambahkan dua syarat lainnya yang sama-sama harus dipenuhi, yakni soal kondisi likuiditas rendah dengan rata-rata harian nilai kurang dari Rp5 juta dan volume kurang dari 10.000 selama 3 bulan terakhir.

Artinya, suatu saham yang sudah dalam 3 bulan belakangan berada di level Rp50 akan masuk PPK jika dan hanya jika disertai likuiditas yang seret, yang telah disinggung di kalimat sebelumnya.

Sementara, likuiditas saham GOTO masih ramai. Dalam dua hari terakhir setelah terbenam di gocap, saham GOTO memiliki nilai transaksi di atas Rp100 miliar dan volume di atas 5 miliar saham.

Volume saham GOTO selama 20 hari terakhir juga di kisaran 5 miliar, masih jauh dari ketentuan Kriteria 1 PPK.

Artinya, hanya ketika mengalami kekeringan likuiditas (sesuai aturan di atas) dalam tiga bulan ke depan yang secara bersamaan harga saham masih berada di Rp50, barulah saham GOTO akan masuk FCA.

Untuk saat ini, apabila berkaca dengan ramainya historical volume dan transaksi perdagangan saham GOTO, investor emiten tersebut tampaknya bisa bernapas lega--setidaknya, saham induk Gojek ini masih bisa bertahan di papan reguler dalam waktu dekat.

Pandangan JP Morgan Cs

Dalam catatan yang terbit pada 6 Mei 2024, JP Morgan Sekuritas memberikan pandangan positif dengan menyematkan peringkat overweight ke GOTO dengan target harga Rp75 per saham (di atas harga saat laporan tersebut terbit di Rp69 per saham).

Setelah mempertimbangkan sejumlah agenda rapat GOTO, termasuk rencana private placement—yang kemudian urung dilaksanakan—JP Morgan menulis, “Kami tetap OW [overweight] di GOTO dengan target harga hingga Desember 2024 sebesar Rp75.”

Sementara, NH Korindo Sekuritas Indonesia dalam riset pada 30 April 2024 memberikan judul laporan “On Track, On Track to Profit,” mengindikasikan optimisme broker tersebut terhadap hasil kinerja kuartal I-2024 dan jalur menuju profitabilitas GOTO ke depan.

“Kami tetap merekomendasi Buy untuk GOTO dengan target price sebesar Rp 81/saham. TP ini mengimplikasikan EV/Sales sebesar 4.06x. Adapun risiko dari rekomendasi kami, yaitu regulasi dalam negeri yang kontraproduktif dan kesalahan eksekusi strategi dalam integrasi antar ekosistem,” tulis periset NH Korindo.

Lebih lanjut, riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia pada 2 Mei 2024 menulis, GOTO mencatat kinerja kuat pada kuartal I-2024 dengan GTV grup naik menjadi Rp116,5 triliun (+20% YoY) dan pendapatan bruto meningkat menjadi Rp4,2 triliun (+18,2% YoY).

Menurut analisis Mirae, GOTO berhasil mengurangi pengeluaran untuk insentif dan pemasaran produk, serta biaya korporat tunai berulang.

EBITDA Disesuaikan (adjusted EBITDA) Grup, kata Mirae, kembali negatif ke Rp102 miliar karena investasi di segmen Fintech dan musiman dalam On-demand Service (ODS), tetapi tetap di jalur untuk mencapai titik impas (breakeven) tahunan pada tahun fiskal 2024.

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement