MARKET NEWS

Valuasi Masih Murah, Cermati Saham Mitratel

Hatim Varabi 13/09/2023 09:56 WIB

Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel masih menjadi saham unggulan dari sejumlah sekuritas terutama di sektor menara.

Valuasi Masih Murah, Cermati Saham Mitratel. (Foto:MNC Media)

IDXChannel - Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel masih menjadi saham unggulan dari sejumlah sekuritas terutama di sektor menara. Uniknya, saham ini memiliki valuasi yang cenderung masih murah di antara kelompoknya (peers).

"Kami masih mempertahankan rekomendasi Overweight untuk sektor infrastruktur telekomunikasi dengan MTEL sebagai pilihan utama kami," tulis riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, yang dipublikasikan belum lama ini. Mirae menetapkan target harga Rp890 untuk saham MTEL dan mencerminkan potensi kenaikan 17,88% dari harga saat ini.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Hardy mengatakan MTEL menjadi top picks karena pertumbuhan EBITDA semester I-2023 mencapai 16,7% YoY, lebih tinggi dari perusahaan lain, seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Robertus menilai kinerja ini menunjukkan ketahanan bisnis MTEL di tengah konsolidasi industri telekomunikasi. Pertumbuhan EBITDA MTEL yang signifikan pada 6 bulan tahun ini didukung peningkatan jumlah penyewa sebesar 23,2% YoY (termasuk reseller), berbeda dengan TOWR yang turun 1,7% dan TBIG naik 2,8% YoY pada aspek ini.

“Kami juga menyukai MTEL karena net gearing-nya jauh lebih rendah, hanya 46,3% versus TOWR dan TBIG masing-masing 266,2% dan 227,3%.” Gearing ratio adalah rasio yang menunjukkan tingkat kewajiban finansial emiten terhadap ekuitasnya.

Sama dengan Mirae, Analis Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis juga menjadikan MTEL saham unggulan dibandingkan TOWR dan TBIG. "Kami menegaskan kembali pandangan kami bahwa MTEL berada dalam posisi untuk mengungguli pesaingnya pada tahun 2023, memanfaatkan keunggulan di luar Jawa dan memadukan pendapatan baru dari solusi bundling," ujarnya.

BRI Danareksa memproyeksikan pendapatan MTEL pada tahun ini akan menembus Rp8,59 triliun dan tumbuh menjadi Rp9,3 triliun pada 2024 dan Rp10 triliun pada 2025. Sejalan dengan pendapatan, laba bersih pada tahun ini diprediksi menembus Rp2,24 triliun dan naik menjadi Rp2,34 triliun pada 2024 dan Rp2,82 pada 2025. BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk Mitratel dengan target harga Rp960 untuk setahun ke depan.

Berikutnya adalah Morgan Stanley yang menyatakan Mitratel hanya satu-satunya emiten menara di Indonesia yang mendapatkan rekomendasi overweight.

"Kami menyukai MTEL karena relatif kurang terekspos terhadap merger Indosat dan Hutchison 3 indonesia dibandingkan perusahaan sejenis, dengan pendapatan hanya 18%. kontribusi dari entitas yang digabungkan, dan oleh karena itu kami memproyeksikan entitas tersebut akan menghasilkan pendapatan yang lebih cepat dan Pertumbuhan EBITDA sebesar 7-8% vs perusahaan sejenis di angka rendah hingga menengah," tulis riset Morgan Stanley

Adapun alasan yang kedua adalah MTEL memiliki neraca keuangan yang jauh lebih kurat dibandingkan perusahaan sejenis. Dengan rasio utang terhadap EBITDA kurang dari 2x, MTEL lebih terlindung dari dampak kenaikan suku bunga.

Mitratel menjadi satu-satunya emiten menara telekomunikasi besar yang belum masuk indeks LQ45, atau 45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham MTEL saat ini diperdagangkan pada kisaran price to book value (PBV) 1,91x, lebih rendah dibandingkan TOWR 3,53x dan TBIG 4,39x.

Dalam konsensus analis Bloomberg, sebanyak 23 sekuritas memberikan rekomendasi. Adapun yang merekomendasikan jual atau tahan tidak ada sama sekali. Konsensus sepakat saham MTEL setidaknya dapat menyentuh harga rata-rata sebesar Rp915.

SHARE