Wall Street Berakhir Hijau, Saham Teknologi Topang Kekhawatiran Sentimen Tarif Dagang
Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (2/6/2025), didorong optimisme investor terhadap kelanjutan negosiasi AS dan mitra dagangnya.
IDXChannel — Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (2/6/2025), didorong optimisme investor terhadap kelanjutan negosiasi Amerika Serikat (AS) dan mitra dagangnya.
Saham sektor teknologi menjadi penopang pasar di tengah kekhawatiran investor terhadap langkah Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan kenaikan tarif impor baja dan aluminium.
S&P 500 naik 0,41 persen ke 5.935,94, Nasdaq Composite melonjak 0,67 persen ke 19.242,61. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average hanya menguat tipis 0,08 persen ke 42.305,48.
Volume perdagangan bursa AS tercatat 15,67 miliar saham, lebih rendah dari rata-rata 20 hari terakhir sebesar 17,8 miliar saham.
Saham-saham sektor baja melonjak setelah Trump menyatakan akan menggandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50 persen mulai Rabu depan (4/6/2025).
Saham Cleveland-Cliffs naik tajam 23 persen, sementara Nucor dan Steel Dynamics juga mencatatkan kenaikan signifikan.
Sementara itu, saham Nvidia naik 1,7 persen dan Meta menguat 3,6 persen. Kenaikan ini berkontribusi terhadap penguatan Nasdaq.
Di sisi lain, Tesla tergelincir 1,1 persen setelah melaporkan penurunan penjualan bulanan di beberapa negara Eropa.
Dari sisi makroekonomi, survei Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas manufaktur AS berkontraksi pada Mei. Dalam laporan survei, waktu pengiriman barang juga mengalami keterlambatan akibat hambatan tarif.
Presiden Federal Reserve wilayah Dallas, Lorie Logan mengatakan, dengan inflasi yang masih di atas target dan prospek yang tidak pasti, bank sentral akan terus mencermati berbagai indikator ekonomi sebelum menentukan langkah kebijakan suku bunga.
Pasar kini memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun, menurut data LSEG.
Fokus investor kini tertuju pada rilis laporan ketenagakerjaan nonpertanian (nonfarm payrolls/NFP) pada Jumat mendatang untuk mengukur kekuatan pasar tenaga kerja.
(Dhera Arizona)