Wall Street Dibuka Hijau, Investor Cermati Batas Waktu Penetapan Tarif 1 Agustus 2025
Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka menguat pada Jumat (25/7/2025) waktu setempat.
IDXChannel - Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka menguat pada Jumat (25/7/2025) waktu setempat, setelah S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi pada sesi sebelumnya.
Investor saat ini mencermati perkembangan negosiasi dagang menjelang tenggat tarif impor yang ditetapkan pada 1 Agustus 2025.
Dow Jones naik 0,07 persen, S&P 500 menguat 0,08 persen, sementara Nasdaq tumbuh 0,05 persen.
Ketiga indeks utama diperkirakan menutup pekan ini di zona hijau, seiring tercapainya sejumlah kesepakatan tarif antara AS dan mitra dagangnya, termasuk Jepang, Indonesia, dan Filipina.
Negosiasi antara AS dan Uni Eropa pun dilaporkan semakin mendekati kesepakatan, sementara pembicaraan dengan Korea Selatan juga menunjukkan kemajuan.
Langkah ini dilakukan oleh sejumlah negara guna menghindari beban tarif impor AS yang besar mulai 1 Agustus 2025.
“Kabar terkait tarif mendorong sentimen pasar, menciptakan suasana risk-on sepanjang pekan ini. Meski begitu, volatilitas masih mungkin terjadi menjelang tenggat waktu tersebut,” tulis analis Societe Generale, dilansir dari laman Investing, Jumat (25/7/2025).
Selain itu, kinerja laporan keuangan kuartal II-2025 yang positif menjadi penopang reli bursa.
Data LSEG mencatat bahwa dri 152 perusahaan di indeks S&P 500 yang telah merilis laporan hingga Kamis, 80,3 persen di antaranya mencatatkan laba melampaui ekspektasi analis, dilansir Investing, Jumat (25/7/2025).
Fokus pasar kini tertuju pada rapat kebijakan moneter Federal Reserve pekan depan. Mayoritas pelaku pasar memprediksi suku bunga acuan tetap dipertahankan.
Tekanan terhadap The Fed kembali meningkat, menyusul kunjungan mendadak Presiden Trump ke markas bank sentral, Washington, pada Kamis (24/7/2025).
Trump mengecam proyek renovasi kantor pusat Federal Reserve senilai USD2,5 miliar dan kembali mengkritik Gubernur Fed Jerome Powell karena enggan memangkas suku bunga.
Ketidakpastian terkait posisi Powell membuat investor mulai mempertimbangkan kemungkinan dampak pasar jika terjadi pergantian kepemimpinan di The Fed.
Berdasarkan alat pemantau CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga pada September kini mencapai 60,5 persen.
(Dhera Arizona)