MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Koreksi, Pasar Cemas Fed Bakal Semakin Agresif

Dinar Fitra Maghiszha 24/08/2022 21:05 WIB

Aksi jual investor hadir menyusul rilis sejumlah data ekonomi yang baru-baru ini, menjelang konferensi tahunan Federal Reserve akhir pekan ini.

Wall Street Dibuka Koreksi, Pasar Cemas Fed Bakal Semakin Agresif (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dua dari tiga indeks Wall Street dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (24/8/2022). Aksi jual investor hadir menyusul rilis sejumlah data ekonomi yang baru-baru ini, menjelang konferensi tahunan Federal Reserve akhir pekan ini. 

The Fed dikhawatirkan bakal semakin agresif terhadap pasar. Dow Jones Industrial Average (DJI) koreksi 0,03% di 32.889,01, S&P 500 (SPX) turun sebesar 0,06% di 4.126,35, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) justru tumbuh 0,02% di 12.383,82.

Tiga saham yang paling aktif diperdagangkan antara lain Apple turun 0,09%, Amacom.com merosot 0,26%, dan Occidental tumbuh 1,33%. Tiga saham top gainers antara lain Intuit melesat 5,93%, Norwegian Cruise Line meningkat 3,00%, dan Royal Caribbean Cruises terdongkrak 2,82%.

Pasar masih fokus menantikan agenda simposium The Fed di Jackson Hole yang akan dimulai pada hari Kamis depan (25/8/2022). Sambutan dari Gubernur Fed Jerome Powell sehari setelahnya dapat memberi sinyal investor apakah bank sentral akan melanjutkan tren suku bunganya.

"Kami memperkirakan Powell dan gubernur bank sentral utama lainnya akan mengambil nada yang agak hawkish," kata Analis HSBC Asset Management, Joseph Little, dilansir Reuters, Rabu (24/8/2022).

Joseph mengatakan pasar musti bersiap atas koreksi merespons perlambatan ekonomi yang menjadi sentimen utama. "Tetapi fokus utamanya adalah memastikan bahwa tekanan inflasi bisa berhenti," ujarnya.

Sementara itu, sejumlah survei ekonomi pada Selasa lalu menunjukkan bahwa ekonomi global semakin berisiko tergelincir ke dalam resesi. Hal tersebut dipengaruhi lonjakan inflasi yang tinggi, ditambah adanya pengetatan yang agresif oleh sejumlah bank sentral.

Dari dalam negeri, aktivitas bisnis sektor swasta di Amerika Serikat tengah mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut per Agustus ini. Secara spesifik, pelemahan cukup membebani sektor jasa karena permintaan yang melemah.

Kendati demikian, analis memperkirakan bahwa rebound dapat terbentuk mengingat kinerja perusahaan dalam laporan keuangan kuartal kedua tahun ini dapat menjadi katalis positif.

(DES)

SHARE