MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Melemah, Terbebani Isu Resesi Ekonomi

Dinar Fitra Maghiszha 16/12/2022 21:53 WIB

Tiga indeks Wall Street dibuka melemah pada Jumat (16/12). Pasar bergerak lesu terbebani kekhawatiran atas resesi ekonomi.

Wall Street Dibuka Melemah, Terbebani Isu Resesi Ekonomi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Tiga indeks Wall Street dibuka melemah pada Jumat (16/12). Pasar bergerak lesu terbebani kekhawatiran atas resesi ekonomi.

Terutama setelah laju suku bunga yang agresif dari Federal Reserve. Alhasil, Dow Jones Industrial Average turun 0,67% di 32.980,09, S&P 500 merosot 0,61% di 3.871,91, dan  Nasdaq Composite tertekan 0,32% di 10.775,66.

Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Apple, Amazon.com, dan Microsoft. Tiga top gainers ditempati oleh Adobe menguat 5,64%, Meta Platforms menanjak 4,02%, dan Synopsys tumbuh 2,40%.

Untuk top losers diduduki oleh Darden Restaurants turun 4,78%, Lincoln National merosot 3,36%, dan Prologis tertekan 3,62%.

Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat sebesar 50 bps dalam beberapa hari terakhir masih membebani pasar lantaran para pejabat The Fed menegaskan masih akan mengerek suku bunga hingga pertengahan tahun depan.

Pernyataan Gubernur Fed Jerome Powell pada pertemuan terakhir menghadirkan sinyal betapa pengetatan kebijakan moneter masih akan berlaku ke depan. The Fed memperingatkan pasar bahwa suku bunga bisa menembus angka 5% pada 2023, sebuah level tertinggi sejak 2007.

"Pasar terhuyung-huyung akibat retorika hawkish Federal Reserve dan lebih khusus lagi karena ada potensi suku bunga di atas 5%," kata Andre Bakhos, direktur pelaksana di New Vines Capital LLC, dilansir Reuters, Jumat (16/12/2022).

Indikator Fedwatch saat ini memproyeksikan setidaknya dua kenaikan suku bunga tambahan sebesar 25 bps pada tahun depan, hingga mencapai 4,9% pada medio 2023.

Ke depan, investor juga tengah menantikan data PMI manufaktur dan sektor jasa untuk periode Desember yang akan memberi petunjuk lebih lanjut ihwal kondisi makro negeri Paman Sam saat ini.

(FRI)

SHARE