MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Menguat, Data Inflasi Jadi Fokus Berikutnya

Fiki Ariyanti 09/09/2024 21:01 WIB

Wall Street awal pekan ini (9/9) dibuka menguat usai aksi jual yang dipicu data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Wall Street Dibuka Menguat, Data Inflasi Jadi Fokus Berikutnya (foto mnc media)

IDXChannel - Wall Street awal pekan ini (9/9) dibuka menguat usai aksi jual yang dipicu data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Rilis data tersebut membuat para ekonom dan investor berselisih pendapat tentang seberapa agresif The Fed akan memangkas suku bunga acuannya. 

Dow Jones Industrial Average (.DJI) dibuka menguat 0,52 persen menjadi 40.555,11. S&P 500 (.SPX) naik 0,62 persen ke 5.442,07, dan Nasdaq naik 0,87 persen ke 16.835,67. 

Kini pilihan yang dihadapi pejabat The Fed adalah apakah akan memulai pelonggaran secara bertahap atau melakukan pemangkasan suku bunga secara bertahap. 

Dengan kekhawatiran resesi yang muncul kembali, investor mencermati data ekonomi untuk mendapatkan petunjuk tentang kemungkinan arah suku bunga. Data inflasi konsumen AS yang dirilis pada Rabu pekan ini akan menjadi perhatian berikutnya. 

Data tenaga kerja AS pada Jumat menunjukkan pertumbuhan gaji yang lebih lemah memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja sedang mendingin. Investor merespons dengan meningkatkan taruhan pada pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin bulan ini, meskipun mereka menetapkan peluang yang lebih tinggi untuk pemangkasan sebesar 25 basis poin.

"Kami condong ke arah pemangkasan sebesar 50 basis poin, dengan penambahan awal pada September," kata Nannette Hechler-Fayd'herbe, Kepala Investasi untuk EMEA di Bank Lombard Odier, mengutip Bloomberg, Senin malam waktu Jakarta. 

"Saya tidak berpikir mereka akan kehilangan banyak jika benar-benar melakukan pemangkasan yang lebih besar pada September dengan 50 basis poin," ujarnya. 

Beberapa analis mendorong investor untuk memanfaatkan peluang dengan memposisikan diri secara defensif dengan volatilitas yang siap bertahan di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan dan reaksi para pembuat kebijakan.

“Jika ada investor di pasar saat ini yang tidak mengharapkan volatilitas, mereka kehilangan peluang untuk menambah kualitas portofolio mereka,” kata Joe Quinlan, Kepala Strategi Pasar CIO untuk Merrill dan Bank of America Private Bank dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV.

(Fiki Ariyanti)

SHARE