Wall Street Dibuka Menguat di Tengah Memanasnya Perang Iran vs Israel
Indeks utama Wall Street menguat pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (15/4/2024), setelah aksi jual besar-besaran di sesi sebelumnya.
IDXChannel - Indeks utama Wall Street menguat pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (15/4/2024), setelah aksi jual besar-besaran di sesi sebelumnya. Pelaku pasar masih mewaspadai dampak meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, terutama pasca-serangan Iran ke Israel.
Dow Jones Industrial Average naik 1,00%, menjadi 38.361,56, S&P 500 tumbuh 0,73% di 5.160,66, sedangkan Nasdaq Composite melesat 0,59% di 16.270,29.
Sebagian besar saham pertumbuhan megacap naik dalam perdagangan premarket. Namun, saham Apple (NASDAQ:AAPL) turun 0,4% setelah data dari firma riset IDC menunjukkan pengiriman ponsel pintar perusahaan tersebut turun sekitar 10% pada kuartal I-2024.
Presiden AS Joe Biden memeringatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Amerika Serikat tidak akan berpartisipasi dalam serangan balasan terhadap Iran. Ini merupakan sikap tegas negeri Paman Sam, setelah Israel dihujani serangan drone dan rudal massal.
Diketahui, Iran meluncurkan sejumlah rudal dan drone sebagai bentuk balasan atas serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Suriah pada 1 April yang menewaskan komandan utama mereka.
Selain katalis geopolitik, kabar makro juga menjadi perhatian investor.
Data terbaru menunjukkan penjualan ritel AS naik 0,7% di bulan Maret. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar sebesar 0,3%.
"Tetapi jika berkaitan dengan penjualan ritel, kabar baik tetaplah kabar baik. Kami yakin bahwa berita yang lebih baik dalam hal pertumbuhan ekonomi tentu akan berdampak positif bagi pasar saat ini,” kata Art Hogan, analis B Riley Financial, dilansir Reuters, Senin (15/4/2024).
Sebelumnya bursa AS mengalami aksi jual yang cukup masif menyusul keraguan pasar terhadap kebijakan penurunan suku bunga oleh bank sentral atau Federal Reserve.
Menurut data LSEG, pasar hanya memperkirakan pemotongan sebesar 39 basis poin tahun ini, turun dari sekitar 150 bps pada awal tahun.
(YNA)