MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Menguat Terdorong Optimisme Pemangkasan Suku Bunga

Dinar Fitra Maghiszha 08/09/2025 21:16 WIB

Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Senin (8/9/2025) waktu setempat. Sentimen pasar didorong optimisme terhadap pemangkasan suku bunga.

Wall Street Dibuka Menguat Terdorong Optimisme Pemangkasan Suku Bunga. (Foto: AP Photo)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Senin (8/9/2025) waktu setempat. Sentimen pasar didorong optimisme terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

S&P 500 turun 0,32 persen ke 6.481,50. Nasdaq Composite melemah 0,03 persen ke 21.700,39, sementara Dow Jones Industrial Average menguat 0,48 persen ke 45.400,86.

Laporan nonfarm payrolls (NFP) yang dirilis Jumat (5/9/2025) pekan lalu menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja Amerika Serikat. Kondisi ini sempat menekan ketiga indeks, tetapi memperkuat ekspektasi pemangkasan bunga The Fed pada pertemuan September.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin kini mencapai 88 persen. Tak hanya itu, opsi pemangkasan lebih besar, yakni 50 basis poin, juga mulai diperhitungkan pasar.

Sejumlah lembaga keuangan global turut merevisi proyeksinya. Barclays memperkirakan The Fed akan memangkas bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 basis poin sepanjang 2025, naik dari prediksi dua kali sebelumnya.

Sementara Standard Chartered memperkirakan pemangkasan 50 basis poin pada September, lebih besar dari perkiraan awal 25 basis poin.

“Pasar sedang mencoba memahami apakah pemangkasan September cukup untuk menahan pelemahan ekonomi lebih lanjut, dan itu sebabnya sentimen pasar terlihat netral,” ujar Senior Portfolio Manager Dakota Wealth, Robert Pavlik, dilansir Investing, Senin (8/9).

Selain itu, investor menanti data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk mengukur dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap ekonomi pada pekan ini.

Adapula survei konsumen DARI University of Michigan dan revisi data payrolls dari Biro Statistik Tenaga Kerja yang menjadi sorotan tambahan investor.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE