MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Tertekan Sambut Melandainya Inflasi AS ke 8,3 Persen

Dinar Fitra Maghiszha 14/09/2022 00:12 WIB

Meski tergolong masih cukup tinggi, posisi inflasi ini jauh lebih melandai ketimbang level inflasi di bulan sebelumnya yang masih 8,5 persen.

Wall Street Dibuka Tertekan Sambut Melandainya Inflasi AS ke 8,3 Persen (foto: MNC Media)

IDXChannel - Tiga indeks bursa saham Amerika Serikat (AS), yang kerap disebut bursa Wall Street, dibuka tertekan pada perdagangan Selasa (13/9/2022) menyambut rilis data inflasi periode Agustus yang sebesar 8,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Meski tergolong masih cukup tinggi, posisi inflasi ini jauh lebih melandai ketimbang level inflasi di bulan sebelumnya yang masih 8,5 persen.

Dow Jones Industrial Average (DJI) terpantau turun 2,04 persen di 31.719,61, S&P 500 (SPX) dibuka lebih rendah sebesar 2,37 persen di 4.013,65, dan Nasdaq Composite (IXIC) anjlok 3,16 persen di 11.885,22.

Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Apple, Tesla, dan Amazon.com. Tiga top gainers ditempati oleh Kroger yang menguat 2,31 persen, Oracle naik 2,6 persen, dan APA Corp yang tumbuh 1,45 persen.

Sedangkan top losers diduduki oleh Align yang turun 6,38 persen, Mohawk Industries anjlok 5,83 persen, dan Etsy Inc yang tertekan 5,3 persen.

Sebagai catatan, core inflation atau inflasi inti AS naik 0,6 persen secara bulanan (month to month/mtm), atau sebesar 6,3 persen (yoy), lebih tinggi dari Juli sebesar 5,9 persen.

Kendati lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, persentase persen persenan kali ini menjadi momok bagi pasar, karena dapat membuka jalan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk kembali mendongkrak suku bunga agresifnya pada pertemuan FOMC pekan depan.

"Penurunan inflasi utama terjadi karena harga energi yang lebih rendah, tetapi tingkat yang mendasarinya, yang paling baik bisa dilihat oleh inflasi inti yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan," ujar Profesor Ekonomi di University of Michigan, Justin Wolfers, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (13/9/2022).

Penurunan inflasi secara bulanan ini dinilai dapat membantu Federal Reserve mengurangi kenaikan suku bunga ke tingkat yang berpotensi mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.

"Tapi tekanan harga tidak akan mengubah pendirian Fed dalam mempertahankan sikap hawkishnya," ujar Analis Oanda, Edward Moya, dikutip dari Associated Press. (TSA)

SHARE