MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Beragam, Musim Laporan Keuangan Masih Jadi Sorotan

Nia Deviyana 23/07/2025 06:35 WIB

Fokus investor masih tertuju pada laporan keuangan kuartalan, serta memantau tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan dagang Amerika Serikat (AS).

Wall Street Ditutup Beragam, Musim Laporan Keuangan Masih Jadi Sorotan. Foto: dok. AP.

IDXChannel - Indeks S&P 500 mencatatkan penutupan tertinggi pada Selasa (22/7/2025) waktu setempat meskipun terjadi penurunan tajam pada saham General Motors (NYSE:GM) dan kenaikan pada Tesla (NASDAQ:TSLA).

Fokus investor masih tertuju pada laporan keuangan kuartalan, serta memantau tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan dagang Amerika Serikat (AS).

Melansir Investing, Wall Street beragam dengan indeks S&P 500 naik 0,06 persen dan menutup sesi di posisi 6.309,62 poin. Nasdaq turun 0,39 persen menjadi 20.892,69 poin, sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,40 persen ke level 44.502,44 poin.

Sembilan dari sebelas indeks sektor di S&P 500 menguat, dipimpin oleh sektor kesehatan yang naik 1,9 persen, disusul sektor properti yang menguat 1,78 persen.

Saham GM anjlok 8,1 persen setelah produsen mobil tersebut melaporkan kerugian sebesar USD1 miliar akibat tarif, semakin memperkuat kekhawatiran investor terhadap kebijakan perdagangan global Presiden AS Donald Trump. 

Saham Ford Motor (NYSE:F) turut turun sekitar 1 persen.

Tesla naik 1,1 persen sehari sebelum laporan keuangan kuartalannya, sementara Alphabet (NASDAQ:GOOGL), yang juga akan melaporkan keuangannya pada Rabu, naik 0,65 persen.

Optimisme terhadap belanja besar-besaran di bidang kecerdasan buatan (AI) menopang reli saham perusahaan berkapitalisasi besar di Wall Street, dengan indeks S&P 500 diperdagangkan di kisaran rekor tertingginya.

"Pasar tengah mengonsolidasikan keuntungan baru-baru ini dan sedikit berada dalam pola bertahan, menunggu katalis besar dalam satu atau dua minggu ke depan, termasuk tenggat tarif pada 1 Agustus dan banyak laporan keuangan penting dari grup Magnificent Seven,” kata analis strategi investasi di Baird, Ross Mayfield.

Saham Big Tech lainnya mengalami penurunan, dengan Meta Platforms (NASDAQ:META) dan Microsoft (NASDAQ:MSFT) masing-masing turun sekitar 1 persen.

Saham RTX turun 1,6 persen setelah raksasa dirgantara dan pertahanan tersebut terkena dampak dari perang dagang Trump, meskipun permintaan terhadap mesin dan layanan purna jualnya tetap kuat.

Lockheed Martin (NYSE:LMT) merosot hampir 11 persen setelah laba kuartalannya anjlok sekitar 80 persen.

Saham Philip Morris (NYSE:PM) merosot 8,43 persen setelah melaporkan pendapatan kuartal kedua yang di bawah ekspektasi, karena pengiriman produk kantong nikotin ZYN mengecewakan investor.

Analis secara rata-rata memperkirakan perusahaan di bawah S&P 500 akan melaporkan kenaikan laba sebesar 7 persen untuk kuartal kedua, dengan saham teknologi sebagai pendorong utama pertumbuhan tersebut.

Setelah data ekonomi yang beragam pekan lalu, pelaku pasar hampir sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan kebijakan pekan depan. 

Kini mereka melihat peluang sekitar 60 persen untuk penurunan suku bunga pada September, menurut alat FedWatch dari CME.

(NIA DEVIYANA)

SHARE