MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Hijau, Ditopang Saham Energi dan Teknologi

Rista Rama Dhany 13/09/2022 06:52 WIB

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup di zona hijau terdorong naiknya harga minyak mentah, Senin (12/9/2022) waktu setempat.

Wall Street Ditutup Hijau, Ditopang Saham Energi dan Teknologi (FOTO: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup di zona hijau terdorong naiknya harga minyak mentah, Senin (12/9/2022) waktu setempat.

Mengutip data Reuters, Selasa (13/9/2022), Indeks Dow Jones Industrial Average naik 229,63 poin atau 0,71 persen menjadi 32.381,34. Sedangkan S7P 500 (SPX) naik 43,05 oiunt atau 1,06 persen menjadi 4.110, dan Nasdaq Composite naik 1,27 persen menjadi 12.255,41.

Terjadi reli sepanjang perdagangan hingga penutupan, investor saat ini sedang menanti data inflasi AS yang dapat memberikan petunjuk tingkat keparahan kebijakan pengetatan yang dilakukan Bank Sentral AS atau Federal Reserve).

Sepanjang perdagangan, tigas indeks saham utama AS menyentuh rekor tertinggi yang ditopang saham energi dan teknologi dan mencatat kenaikan empat sesi berturut-turut.

11 sektor utama S&P ditutup hijau. Perusahaan energi ditopang oleh kenaikan harga minyak mentah yang signifikan. Sementara sepanjang perdagangan, saham Apple Inc (AAPL.O) mengalami lonjakan hingga 3,9 persen. Melesatnya saham Apple memberikan S&P 500 dan Nasdaq terdorong ke zona hijau.

Melesatnya saham Apple Inc ini disebabkan rilisnya iPhone 14 Pro Max yang laris dipasaran melampauan penjualan versi iPhone sebelumnya.

Sementara stok minyak mentah darurat AS dilaporkan turun 8,4 juta barel pekan lalu menjadi 434,1 juta barel. Menurut data Departemen Energi AS (DOE) stok ini merupakan yang terendah sejak Oktober 1984.

Merosotnya stok minyak mentah AS ini tidak lepas dari keputusan Presiden Joe Biden yang melepaskan 1 juta barel per hari stok minyak mentahnya ke pasar untuk mengatasi lonjakan harga minyak yang mendorong tingginya inflasi.

Sedangkan data inflasi AS yang akan dirilis diperkirakan menunjukkan IHK utama pada Agustus mencapai 8 persen per tahun. Sedangkan indikator pasar obligasi AS menunjukkan investor lebih percaya diri menghadapi lonjakan inflasi tahun ini dan diyakini inflasi AS akan terkendali. (RRD)

SHARE