MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Melemah Imbas Aksi Jual Sektor Teknologi

Anggie Ariesta 18/12/2025 06:48 WIB

Wall Street ditutup melemah dengan Nasdaq dan S&P 500 ke titik terendah dalam tiga minggu. Hal itu dipicu aksi jual saham-saham teknologi.

Wall Street Ditutup Melemah Imbas Aksi Jual Sektor Teknologi. (Foto: Yahoo Finance)

IDXChannel - Wall Street ditutup kompak melemah pada perdagangan Rabu (17/12/2025) waktu setempat. Penurunan ini dipicu oleh aksi jual pada saham-saham sektor teknologi seiring meningkatnya kekhawatiran investor terkait keberlanjutan investasi besar-besaran di bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Indeks Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi memimpin pelemahan dengan merosot 1,81 persen atau 418,14 poin ke posisi 22.693,32.

Sementara itu, indeks S&P 500 terpangkas 1,16 persen ke level 6.721,43, dan Dow Jones Industrial Average turun 0,47 persen menjadi 47.885,97.

Baik S&P 500 maupun Nasdaq kini berada di level terendah dalam tiga minggu terakhir.

Sentimen negatif utama datang dari kekhawatiran investor mengenai besarnya belanja modal (capex) yang dikeluarkan perusahaan teknologi untuk mengembangkan AI, yang seringkali dilakukan dengan menambah beban utang.

"Ada kecemasan yang merembes mengenai perdagangan AI. Penggerak utamanya adalah tingkat pengeluaran modal dan sifat sirkular dari beberapa pengeluaran tersebut dengan OpenAI berada di pusatnya," ujar ahli strategi investasi di Baird Private Wealth Management, Ross Mayfield.

Ia menambahkan bahwa pasar kini mulai mempertanyakan pengembalian investasi (Return on Investment) dari belanja besar-besaran tersebut menjelang pergantian tahun.

Berbeda dengan sektor teknologi, saham-saham energi justru mencatatkan penguatan. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah setelah Presiden Donald Trump memerintahkan blokade terhadap seluruh tanker minyak yang terkena sanksi di Venezuela.

Akibat kebijakan tersebut, saham perusahaan minyak raksasa seperti ConocoPhillips dan Occidental Petroleum melonjak lebih dari 4 persen pada penutupan perdagangan.

Di tengah tekanan pasar, investor mendapatkan sedikit sentimen positif dari pernyataan Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller. 

Sebagai pejabat yang dikenal dengan pandangan dovish, Waller mengindikasikan bahwa bank sentral masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut. 

Langkah ini dimungkinkan mengingat kondisi pasar tenaga kerja yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelunakan, yang diharapkan dapat menjaga daya tahan ekonomi AS ke depan.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE