Wall Street Ditutup Melemah, Nasdaq dan S&P 500 Turun Lebih dari 1 Persen
Wall Street dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat (12/12/2025) karena sektor teknologi.
IDXChannel - Wall Street dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat (12/12/2025) waktu setempat, setelah investor ramai-ramai meninggalkan sektor teknologi dan beralih ke sektor lain.
Sentimen negatif ini dipicu oleh kekhawatiran gelembung kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) setelah laporan dari Broadcom dan Oracle, diperparah dengan kenaikan yield obligasi Treasury AS menyusul pernyataan pejabat Federal Reserve (The Fed) yang menentang pelonggaran kebijakan moneter.
Mengutip Investing, Nasdaq Composite turun 398,69 poin, atau 1,69 persen, menjadi 23.195,17, S&P 500 kehilangan 73,59 poin, atau 1,07 persen, menjadi 6.827,41 dan Dow Jones Industrial Average turun 245,96 poin, atau 0,51 persen, menjadi 48.458,05.
Secara mingguan, S&P 500 melemah 0,63 persen, sementara Nasdaq turun 1,62 persen. Namun, Dow Jones berhasil mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 1,05 persen.
Saham Broadcom menjadi pemberat terbesar bagi S&P 500 hari itu, diikuti oleh pemimpin chip AI, Nvidia (NVDA.O), yang anjlok 3,3 persen.
Sentimen negatif ini menyebar ke seluruh indeks semikonduktor Philadelphia (.SOX), di mana semua saham di dalamnya kehilangan nilai, membuat indeks tersebut tenggelam 5,1 persen, sesi terlemahnya sejak 10 Oktober 2025.
Sementara itu, yield Treasury naik setelah sekelompok pejabat The Fed yang menentang pemotongan suku bunga bank sentral minggu ini menyuarakan kekhawatiran bahwa inflasi masih terlalu tinggi untuk menjamin biaya pinjaman yang lebih rendah.
Kepala Strategi Pasar di Ameriprise, Anthony Saglimbene menyatakan bahwa pelemahan ini tidak mengherankan, mengingat S&P 500 dan Dow baru saja mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada Kamis (11/12/2025).
"Tidak mengherankan bahwa pasar selling off hari ini setelah beberapa minggu yang cukup solid," kata Saglimbene.
Ia menambahkan, setelah mencetak rekor penutupan dan dengan adanya "beberapa gangguan dalam tema AI saat ini, investor hari ini mencari beberapa sektor yang lebih defensif."
Kekhawatiran juga muncul menjelang rilis data penting pasar tenaga kerja dan inflasi AS yang akan dirilis pekan depan, setelah penutupan pemerintahan pada Oktober membuat investor dan pembuat kebijakan kekurangan data resmi.
Data penting tersebut mencakup laporan nonfarm payrolls, inflasi konsumen, dan penjualan ritel dari Departemen Tenaga Kerja.
"Pasar mungkin sedikit berhati-hati menjelang angka-angka besar itu minggu depan," kata dia
(Febrina Ratma Iskana)