Wall Street Happy, S&P dan Dow Jones Tembus Rekor Tertinggi
Wall Street ditutup menguat signifikan pada perdagangan Kamis (19/9) waktu setempat dengan Indeks S&P dan Dow Jones mencetak rekor tertinggi.
IDXChannel - Wall Street ditutup menguat signifikan pada perdagangan Kamis (19/9) waktu setempat dengan Indeks S&P dan Dow Jones mencetak rekor tertinggi karena euforia The Fed memangkas suku bunga 50 basis poin (bps).
S&P 500 (.SPX) melonjak 1,70 persen ke 5.713,64 atau rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. Nasdaq (.IXIC) melesat 2,51 persen menjadi 18.013,98 dan Dow Jones Industrial Average (DOW.N) terdongkrak 1,26 persen menjadi 42.025,19.
S&P 500 mencatat rekor ke-39 pada 2024 dan memperpanjang lonjakan tahun ini menjadi sekira 20 persen. Saham-saham teknologi memimpin kenaikan, sementara saham industri defensif berkinerja buruk.
Dow Jones yang dihuni saham-saham unggulan juga mencatat rekor penutupan tertinggi, mengakhiri sesi di atas 42.000 untuk pertama kalinya.
Pemangkasan suku bunga 50 bps mengindikasikan akan lebih banyak pemotongan suku bunga segera terjadi. Pelaku pasar bertaruh bahwa The Fed akan mampu melakukan soft landing.
Mayoritas peserta survei atau 75 persennya memperkirakan AS akan mengalami soft landing setelah pemangkasan suku bunga. Tetapi mereka lebih menyukai saham bernilai daripada saham AI, menurut jajak pendapat yang dilakukan segera setelah keputusan tersebut, mengutip Bloomberg, Jumat (20/9) waktu Jakarta.
Data Kamis menunjukkan penurunan klaim pengangguran ke level terendah sejak Mei, mengisyaratkan pasar tenaga kerja tetap sehat meskipun terjadi perlambatan dalam perekrutan.
"Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 bps disambut baik oleh para investor. Langkah tersebut dipandang sebagai langkah berani, tetapi perlu untuk meredakan kekhawatiran ekonomi tanpa mengirimkan sinyal panik yang mengingatkan kita pada krisis keuangan 2008,” kata Fawad Razaqzada di City Index.
Keith Lerner di Truist Advisory Services Inc. menuturkan, pasar saham cenderung merespons positif terhadap penurunan suku bunga, sehingga memicu kembali harapan bahwa bank sentral akan dapat menghindari resesi.
“Secara historis, pasar saham berkinerja baik pada periode ketika Fed memangkas suku bunga. Sementara ekonomi AS tidak mengalami resesi. Kami perkirakan saat ini tidak akan terjadi pengecualian,” kata Solita Marcelli dari UBS Global Wealth Management.
“Skenario dasar kami untuk S&P 500 mencapai 5.900 pada akhir tahun ini dan naik ke 6.200 pada Juni 2025," kata Marcelli.
(Fiki Ariyanti)