Wall Street Melesat di Awal Oktober, Analis AS: Pasar Tidak Terpaku pada TaperingÂ
Sejumlah analis AS ungkap penguatan Wall Street pada penutupan akhir pekan (1/10/2021) merupakan sinyal pemulihan dan pasar tidak terpaku pada tapering.
IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat / Wall Street menutup kinerjanya pada bulan September dengan penguatan. Tiga indeks acuan utama berakhir di zona hijau didorong oleh data ekonomi yang positif.
Memantau Wall Street pada sesi terakhir pekan ini (1/10), Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup menguat (1,43%) di 34.326,46, didorong penguatan emiten Merc&Co (8,37%), Walt Disney(4,04%), American Express (3,83%), dan Visa A (3.46%).
S&P 500 (SPX) ditutup naik (1,15%) di level 4.357,1, diikuti sejumlah emiten top gainers yaitu: CF Industries (9,53%), Trip Advisor (9,19%), United Airlines Holdings (7,86%), dan Delta Airlines (6,50%).
Nasdaq 100 (NDX) ditutup melesat (0,70%) di 14.791,87, terdongkorak kinerja saham Marriot Int (5,32%), Booking (3,45%), Microsoft (2,55%), dan Paycheck (2,41%).
Reli ketiganya mendapat momentum setelah Gedung Putih mengumumkan Presiden AS Joe Biden semakin terlibat dalam negosiasi meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) infrastruktur senilai USD1 triliun yang sedang diperdebatkan di Capitol Hill.
"Ada (sentimen) dari pemulihan yang luas hari ini. Pasar tidak terpaku lagi terhadap kebijakan pajak ataupun tapering," kata Kepala Investasi Lenox Wealth Advisors di New York, David Carter, dilansir Reuters, Sabtu (2/10/2021).
David meyakini pasar cenderung fokus terhadap pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 ke depannya.
"Belum ada berita besar dari Washington menyambut pekan baru, sehingga pasar bakal fokus terhadap pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19." tegasnya.
Menilik sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada Jumat lalu (1/10), menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belanja konsumen, kegiatan pabrik, dan pertumbuhan inflasi.
Hal ini dapat mendorong Federal Reserve (The Fed) dalam mempercepat pengetatan kebijakan moneter yang akomodatif bagi pasar, salah satunya dengan mengurangi pembelian obligasi atau tapering.
Pejabat Fed Philadelphia Patrick Harker sebelumnya menekankan dalam pidatonya Rabu (29/9) bahwa bank sentral harus segera memulai kebijakan tapering.
Namun, Patrick mengharapkan agar tidak ada kenaikan suku bunga hingga akhir tahun depan atau awal 2023.
Belakangan ini, Presiden Joe Biden menandatangani RUU pendanaan jangka pendek yang membuat AS terhindar dari potensi shutdown akibat gagal bayar utang. Ini membuat pemerintah AS memperpanjang waktunya hingga 3 Desember mendatang.
"Kebijakan terkait utang atau kesepakatan plafon utang dimungkinkan tidak akan tercapai, dan bakal menambah ketidakpastian yang selalu menjadi masalah bagi pasar," tandas Carter.
(IND)