Wall Street Menguat Ditopang Data Inflasi dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga
Penguatan terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) bulan Juni naik sebesar 2,7 persen year on year (yoy).
IDXChannel - Indeks bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Selasa (15/7/2025), ditopang data inflasi dan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve.
Dow Jones Industrial Average naik tipis sebesar 0,07 persen ke posisi 44.488,72. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,50 persen ke level 6.299,73 dan indeks Nasdaq Composite melonjak 0,81 persen ke posisi 20.807,76.
Penguatan terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) bulan Juni naik sebesar 2,7 persen year on year (yoy).
Angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 2,6 persen yoy, tetapi masih mencerminkan laju inflasi yang relatif jinak. Sebelumnya, inflasi tahunan pada Mei tercatat sebesar 2,4 persen yoy.
Secara bulanan, CPI naik 0,3 persen (mom) pada Juni, lebih tinggi dari kenaikan 0,1 persen mom pada Mei, namun sejalan dengan ekspektasi analis.
Di sisi lain, inflasi inti (core CPI) yang tidak memasukkan komponen pangan dan energi, naik 2,9 persen yoy secara tahunan dan 0,2 persen secara bulanan mom.
Kenaikan inflasi terjadi di komponen rumah tangga, layanan kesehatan, rekreasi, pakaian, dan perawatan pribadi. Sementara penurunan harga terjadi untuk mobil baru dan tarif penerbangan.
Meskipun CPI bukan indikator utama inflasi yang digunakan oleh The Fed, pergerakannya tetap menjadi pertimbangan dalam kebijakan suku bunga ke depan.
Gubernur The Fed Jerome Powell sebelumnya menyatakan bahwa ketidakpastian arah inflasi menjadi salah satu alasan utama bank sentral belum memangkas suku bunga, meskipun tekanan dari Presiden AS Donald Trump terus meningkat.
Trump diketahui mendesak pemangkasan suku bunga lebih cepat dan bahkan dikabarkan mempertimbangkan pengganti Powell, demikian melansir Investing, Selasa (15/7/2025).
Berdasarkan FedWatch Tool dari CME Group, pasar kini memperkirakan kemungkinan dua kali penurunan suku bunga pada tahun ini. Setelah rilis CPI, terdapat peningkatan peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen pada September.
Sementara itu, para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tarif balasan (reciprocal tariffs) yang direncanakan oleh Trump mulai 1 Agustus berpotensi menambah tekanan inflasi.
Namun, analis CIBC Economics mencatat bahwa hingga saat ini dampak dari pengalihan beban tarif kepada konsumen masih "moderat", karena banyak perusahaan telah memperbesar stok barang sebelum tarif diberlakukan.
(NIA DEVIYANA)